BUNG Karno bukan hanya kita kenal sebagai proklamator dan orator, tapi juga kaya dengan kata-kata mutiara. Pepatah, kiasan ataupun pernyataan yang diungkapkan tak sebatas keindahan kata, tetapi penuh makna untuk memompa semangat bangsa Indonesia, tak terkecuali generasi muda.
Ribuan kata mutiara indah pernah diungkapkan, satu di antaranya : Hidup bukanlah tentang ‘Aku Bisa’ saja, namun juga tentang ‘Aku Mencoba’. Dan ‘Jangan pikirkan tentang Kegagalan, itu adalah Pelajaran.
Yah, hidup memang harus mencoba. Tanpa mencoba kita tidak akan tahu sebatas mana kemampuan kita. Sejauh mana kita mampu menghadapi segala macam tantangan dan hambatan. Tanpa mencoba, kita juga tidak akan mencapai tujuan. Tanpa melangkah kita tidak akan sampai ke ujung jalan.
Kalau sudah melangkah ternyata banyak batu sandungan, kemudian gagal mencapai ujung jalan, kita menjadi tahu di mana letak batu yang menjadi sandungan. Makin banyak kegagalan, akan semakin banyak pengalaman, banyak ilmu yang didapat untuk bekal melaju ke depan. Itu yang disebut Bung Karno, sang founding fathers, bahwa kegagalan adalah pelajaran.
Ingat! Kegagalan adalah sukses yang tertunda, begitu kata orang bijak.
Lantas bagaimana kita “mencoba” untuk meraih kesuksesan, mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana cita – cita bangsa sejak negeri kita ini didirikan. Sejak negeri ini memproklamirkan kemerdekaannya 76 tahun lalu, tepatnya 17 Agustus 1945.
Mencoba bisa kita maknai melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, bagi masyarakat sekitarnya, setidaknya bagi diri sendiri dan keluarganya agar tidak ikut membebani negara.
Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, di tengah perkembangan kasus Covic-19 yang masih dinamis dan fluktuatif, menuntut bagaimana kita ikut serta membangun kebersamaan mencegah penyebaran virus corona dan varian barunya.
Kita sebagai anak negeri wajib melakukan sesuatu yang sekiranya dapat memberi manfaat. Perbuatan bermanfaat, misalnya membangun kepedulian sosial dengan membantu saudara kita, tetangga kita yang sedang isolasi mandiri. Sekiranya mampu dengan bantuan sembako, obat- obatan, atau fasilitas kesehatan lainnya.
Tak ada sembako, melalui perhatian yang tulus, tak ada waktu untuk memperhatikannya, panjatkan doa untuk kesembuhannya.
Bagi generasi muda, cukup terbuka peluang menciptakan karya nyata untuk meredam kasus corona.
Sebagai generasi milenial kian berpeluang menyebarluaskan opini tentang pentingnya protokol kesehatan. Perlunya membatasi mobilitas di tengah pemberlakuan PPKM. Mengemas opini dan membangun partisipasi mencegah penyebaran Covid-19 melalui kanal- kanal medsos.
Sebagai kaum muda dengan karakter digital native, makin terbuka lebar ikut berperan mengemas konten kreatif membangun perilaku yang dapat menurunkan kasus positif.
Kalau hasilnya belum sebagaimana diharapkan, itu bukan kegagalan, tetapi proses menuju keberhasilan dan kesuksesan.
Yang pasti kita sudah mencoba, berbuat sesuatu yang bisa memberi manfaat kepada orang lain.Sudah ikut berkontribusi memerangi Covid-19 yang sedang menerpa negeri kita. Tak hanya berperan melawan corona, juga kontribusi nyata terhadap mereka yang terdampak corona. Sekecil apapun kontribusi itu akan lebih bermanfaat, ketimbang tidak sama sekali.
Melalui semangat kemerdekaan di era kini, kita ciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk mengatasi pandemi. Ayo, kita bisa bermanfaat. (Jokles)