Dan ketika dia memacari janda Ratina dari Desa Ujung Pandang, teorinya ternyata kali gagal total karena terjadi aksioma (di luar dalil).
Ceritanya Polan sedang pacaran dengan Ratina, janda yang cukup ideal baginya. Dalam usia 49 tahun dianya masih kelihatan seksi, bodi padat dan pantat kentel.
Makanya dengan mantap Polan memacari. Disebut mantap karena setiap peluang pastilah Retina dibawa ke hotel untuk sporing balansing dan amplas platina.
Maklum mesin punya Polan memang masih pakai platina dan kondensator.
Setelah sekian bulan pacaran dengan segala aktivitas mesumnya, tahu-tahu Ratina melaporkan bahwa dirinya positif hamil 3 bulan.
Tentu saja Polan kaget, karena kali ini teorinya mengalami kebobolan. Dengan entengnya dia menyarankan agar digugurkan saja.
Tapi Ratina tidak mau karena beresiko tinggi, salah-salah nyawa sendiri terancam.
Sejak itu Polan jadi prokes kuadrat. Selain jaga jarak untuk mengantisipasi penyebaran Corona, dia juga jaga jarak bersama Retina.
Artinya tak pernah lagi apel, dan setiap dicari tak pernah ketemu. Tapi sepandai-pandai tupai selingkuh, lama-lama jatuh juga.
Ketemu di jalan yang sepi Ratina “menodong” Polan untuk menikahi. Karena tetap ingkar, Ratina geregetan dan dicakarlah muka Polan.
Polan membalasanya dengan menyergap dari belakang dan dicekiknya sekalian sehingga kehabisan napas. Mayatnya langsung dibuang ke kali, tapi segera ketahuan penduduk.
Polisi Labuan Batu bergerak dan berhasil menangkap Polan. “Saya nggak ngira Pak, usia 49 tahun masih bisa hamil,” kata Polan seenak jidatnya.