LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Siti Aisyah, warga Kampung Ciladaeun, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak terpaksa harus menyebrang aliran sungai Ciberang dengan menggunakan eskavator.
Ia yang diketahui baru saja melahirkan di Puskesmas setempat itu terlihat dibantu oleh seorang pria untuk menaiki alat pengeruk pada eskavator itu, yang selanjutnya diantarkan menuju seberang sungai.
Hal itu diketahui terjadi pada Rabu (11/8/2021) kemarin.
Kepala Desa Ciladaeun Yayat Dimyati membenarkan hal tersebut.
Katanya, awalnya Siti Aisyah sendiri sudah dibawa oleh warga sekitar pada Selasa (10/8/2021) malam melalui jembatan gantung, karena jembatan darurat sudah terputus dan tidak bisa digunakan.
Setelah melewati jembatan gantung, Siti Aisyah langsung dibawa menggunakan mobil ambulan yang sudah menunggu diseberang sungai yang selanjutnya dibawa ke Puskesmas untuk melakukan persalinan.
"Saat kejadian kita dari Desa yang sebelumnya sudah melakukan pengawasan melalui program Jampersal, langsung menghubungi pihak Puskesmas untuk menyiapkan mobil ambulan di seberang Sungai guna membawa Siti Aisyah ini. Alhamdulillah sampai di Puskesmas langsung melahirkan, dengan selamat," katanya saat dihubungi, Kamis (12/8/2021).
Yayat mengatakan, dalam penangananya Siti Aisyah sendiri harus dengan cepat dilakukan mengingat kondisi Asiyah yang sudah dalam keadaan hamil tua.
Setelah melahirkan anak pertamannya yang diketahui berjenis kelamin perempuan, Siti Aisyah langsung diperbolehkan pulang dan diantarkan menggunakan mobil ambulan.
Namun karena jembatan putus, mobil ambulan tidak bisa mengantarkan Siti hingga ke rumahnya, sehingga Siti pun harus dibopong terlebih dahulu.
Karena akses jembatan gantung yang digunakan sebelumnya terlalu jauh, pihaknya dibantu warga terpaksa membopong Siti yang saat itu masih lemas pasca persalinan ke pinggir sungai.
Selanjutnya,Siti disebrangkan dengan menggunakan eskavator.
"Waktu itu kita serba cepat, karena kita sendiri khawatir dengan kondisi sungai Ciberang yang selalu tiba-tiba meluap," paparnya.
Dirinya pun mengungkapkan, bahwa apa yabg terjadi kepada Siti bukanlah kali pertama.
Namun sudah sering terjadi. Bahkan, pernah juga seorang Ibu hamil terpaksa ditandu melewati jembatan darurat Muhara yang dulu pernah ambrol.
"Sudah sering sekali, karena memang ini adalah akses utama untuk menuju arah sana (Cipanas, Rangkasbitung, -red). Kita pun terus mengupayakam agar warga yang sekiranya membutuhkan tindakan emergency bisa ditanggani secara cepat baik itu melalui jembatan gantung ataupun seperti tadi kemarin itu," ungkapnya.
Dirinya pun berharap, agar Jembatan yang menjadi kewenangan Provinsi Banten itu dapat segera selesai dibangun.
Mengingat fungsi dari jembatan itu sangat penting bagi warga sekitar.(kontributor Banten/yusuf permana)