Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan (Asphira) Tangerang Selatan, Yono Haryono. (Ridsha Vimanda)

Tangerang

Pengusaha Hiburan Tangerang Selatan Menjerit Karena PPKM Level 4

Jumat 06 Agu 2021, 12:11 WIB

TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Asosiasi Pengusaha Hiburan (Asphira) di Tangerang Selatan mengaku sudah tidak mampu menjalankan operasional usaha di masa PPKM Level 4 saat ini. 

Mereka meminta Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), memberikan kelonggaran - kelonggaran terhadap aktifitas masyarakat. 

Demikian itu dikatakan Ketua Asphira Yono Haryono saat dikonfirmasi, Jumat (6/8/2021).

"Saat ini karena kita sudah tutup total tidak ada omzet. Sudah sekarat di PPKM Level 4 ini, sudah stadium akhir," ujarnya, Jumat (6/8).

Dengan kondisi tersebut, Yono menyatakan, banyak pekerjanya kembali ke kampung halaman. Mereka beralih profesi ke sektor lain. 

Terutama, para pemandu lagu yang ditengarai menjajakan jasa layanan seks terselubung melalui daring atau booking order (BO)

"Ada yang pulang kampung bertani, kalau yang open booking itu di luar kontek kita. (Tapi) Mereka kan mau hidup, kalau itu sampai terjadi ini dosa kita semua. Karena mungkin ingin bertahan hidup, survive," ungkap Yono.

Untuk itu, Yono meminta Pemerintah dan DPRD Tangsel, agar menurunkan level PPKM di wilayah Tangsel. Agar adanya kelonggaran - kelonggaran yang bisa memacu pemulihan ekonomi untuk sektor usaha pariwisata.

"Sudah 80 persen pelaku usaha hiburan yang divaksin, mulai dari bartender, LC dan lainnya tinggal vaksin kedua dalam beberapa waktu hari ini. Maka itu bagaimana kita berubah level  dengan indikator yang ada, sehingga kita bisa normal beraktivitas lagi," jelasnya.

Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel, Gusri Effendi menegaskan, para pelaku usaha penyedia jasa makanan di Tangsel sudah menjerit.

Sebab, biaya operasional yang tidak sebanding dengan rata - rata penjualan harian mereka. 

"Rata-rata tamu dihotel antara 15-20 persen. Padahal listrik dan pegawai tetap costnya. Kalau ini terus diperpanjang, daya tahan kita sudah enggak punya. Semakin pingsan," sebutnya.

"Orang datang ke restoran kan utamanya pengen nongkrong. Ada yang diobrolin. Kalau dine-in mending cari warteg lebih murah. Cost karyawan 20 persen, penerimaan 10 persen, hitung sendiri lah, pingsan kita," sambungnya.(kontributor Tangerang/ridsha vimanda nasution)

Tags:
Pengusaha HiburanTangerang Selatan MenjeritKarena Masa PPKM Level 4

Administrator

Reporter

Administrator

Editor