Oleh Sutarta, Wartawan Poskota
PROGRAM vaksinasi di DKI Jakarta telah mencapai 7,5 juta jiwa. Namun, dari jumlah tersebut, 30 persennya merupakan warga ber-KTP luar Jakarta. Berarti, masih ada 30 persen warga Ibukota yang belum divaksin, agar target yang ditetapkan Presiden Jokowi dapat terpenuhi hingga Agustus 2021.
Guna memenuhi target tersebut, vaksinasi terus digencarkan. Camat, lurah, RW dan RT terus menyisir warga yang belum vaksin. Bahkan Pemprov DKI berencana menerapkan bukti vaksin sebagai syarat melaksanakan kegiatan di Ibukota.
Percepatan vaksinasi di masyarakat terus dilakukan oleh Pemprov DKI bersama Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya. Bahkan hampir disetiap lingkungan RW saat ini terdapat vaksinasi merdeka yang diinisasi Kapolda Metro Jaya. Hal ini untuk memudahkan masyarakat untuk melaksanakan vaksin.
Belum lagi adanya sentra-sentra vaksinasi di sejumlah lokasi. Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat, susah untuk vaksin. Semua kembali kepada kesadaran masyarakat sendiri untuk vaksinasi.
Harus diakui, saat ini masih ada sejumlah warga yang masih enggan untuk vaksin. Berbagai alasan dikemukakan, seperti ada yang takut nantinya akan menimbulkan efek bagi kesehatannya. Ada yang memang benar-benar tidak peduli atau cuek.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri. Sehingga perlu lebih ditingkatkan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya vaksinasi Covid-19. Sosialisasi harus lebih ditingkatkan dan intens, bahkan kalau perlu secara door to door.
Kita patut apresiasi, upaya dari berbagai pihak untuk menarik minat warga ikut vaksin. Mulai dengan pemberian sembako bagi mereka yang habis vaksin. Termasuk vaksin dijadikan syarat untuk mengambil bansos.
Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya mereka yang belum mau vaksin, agar tergerak hatinya untuk vaksin. Mengingat, ini sangat penting, tidak hanya buat diri sendiri, namun juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Jangan takut untuk vaksin. Ini demi terwujudnya kekebalan kelompok atau herd immunity.