Profil dan Biodata Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, Ganda Putri yang persembahkan emas (Twitter/@lathofya)

Opini

Pahlawan Olahraga

Selasa 03 Agu 2021, 06:00 WIB

PASANGAN ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi pahlawan olahraga Indonesia. Mereka mencatatkan sejarah baru bulutangkis Indonesia merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Tangis gembira Srikandi Indonesia ini tercurah ketika lagu Indonesia Raya berkumandang di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8).

Di final Greysia/Apriyani menumbangkan wakil China Chen Qingchen/Jia Yifan dua game langsung 21-19 dan 21-15. Padahal lawan yang mereka hadapi merupakan unggulan tiga dunia. Dari catatan pertemuan juga meragukan penampilan pasangan yang dibentuk pada tahun 2017 ini bisa mendulang medali.

Namun torehan itu, tidak bisa menjadi acuan dan hal tersebut dibuktikan Greysia/Apriyani saat bertarung di lapangan. Apa yang tidak mungkin akan bisa terjadi. Mereka buktikan dengan perjuangan dan kerja keras, tidak lupa berdoa apa pun bisa terjadi. Hasilnya Greysia/Apriyani kini muncul menjadi pahlawan olahraga Indonesia.

Mereka telah mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional Olimpiade Tokyo 2020 sekaligus memberikan kado istimewa HUT Kemerdekaan Indonesia ke-67 pada 17 Agustus mendatang. Pencapaian Greysia/Apriyani juga menjaga tradisi emas cabang bulutangkis dan ikut menyelamatkan muka Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Olahraga tepuk bulu ini kerap mampu mengobati dan menghibur hati pecinta olahraga yang terluka ketika cabang olahraga lain lumpuh tak berdaya. Tunggal putri Susy Susanti dan tunggal putra Alan Budikusuma menjadi pelopor tradisi medali emas setelah berjaya di Olimpiade Barcelona 1992.

Empat tahun berselang giliran ganda putra Ricky Subagja/Rexy Mainaky merengkuh emas di Olimpiade Atlanta 1996. Adapun pada Olimpiade Sydney 2000, ganda putra kembali menjaga tradisi melalui Tony Gunawan/Candra Wijaya.

Tunggal putra kembali berkontribusi mempersembahkan medali emas Olimpiade Athena 2004 lewat Taufik Hidayat. Ganda putra yang sempat absen meraih medali emas di Olimpiade Athena, bangkit empat tahun berselang. Pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil naik podium tertinggi pada Olimpiade Beijing 2008.

Namun, pada Olimpiade London 2012 Indonesia gagal membawa pulang medali emas, bahkan bulutangkis gagal menyumbangkan sekeping medali pun. Ketika itu, Greysia yang berpasangan dengan Meiliana didiskualifikasi lantaran sengaja kalah agar terhindar lawan berat China di perempat final.

Pada Olimpiade Rio 2016, Indonesia kembali mengoleksi satu medali emas yang direbut pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Dan kini medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Keping medali emas ini, menjadi yang kedelapan diperoleh Indonesia sepanjang mengikuti Olimpiade.

Bersama Apriyani, Greysia bangga telah menghapus noda hitam yang pernah dibuatnya di Olimpiade London 2012 dengan medali emas. “Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian anda. Dan saya tahu saya tidak hanya mengatakannya, saya ingin bersungguh-sungguh,” kata Greysia.

Medali emas Olimpiade ini juga terasa spesial bagi Greysia Polii. Ini menjadi kado ulang tahun ke-34 pada 11 Agustus mendatang. Raihan tersebut semakin sempurna ketika tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting menambah medali Indonesia dengan raihan medali perunggu.

Perjuangan dan kerja keras yang ditunjukkan para pahlawan olahraga Indonesia ini, patut menjadi contoh dan momentum bangkitnya Indonesia di tengah keterpurukan di Hari Kemerdekaan. Tidak hanya merdeka merebut tradisi medali emas bulutangkis olimpiade, tapi juga merdeka dari pandemi Covid-19 yang telah hampir dua tahun merongrong sanubari bangsa dan negara ini. Merdeka !! **

Tags:
Pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani RahayuPasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu raih mendali emasGreysia Polii/Apriyani Rahayu raih mendali emas perdana di olimpiade tokyo 2020Olimpiade Tokyo 2020Greysia Polii/Apriyani Rahayu raih mendali emas di cabang bulutangkis olimpiade tokyo 2020Greysia/Apriyani menumbangkan wakil China Chen Qingchen/Jia Yifan dua game di finalMusashino Forest Sport PlazaTokyoJepangPersatuan Bulutangkis Seluruh IndonesiaPBSIOlimpiade Barcelona 1992

Administrator

Reporter

Administrator

Editor