JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Saat ini ilmu pengetahuan yang tengah berkembang adalah dunia digital.
Jika ingin sukses maka harus bisa bermain lewat industri internet.
Kesempatan inilah yang dilirik seorang pengusaha sukses bernama Budi Oktavianes.
Meski bisnisnya berpusat di Pulau Dewata, Bali, namun tak menghalangi kiprahnya berinteraksi dengan ratusan ribu bahkan jutaan orang di dunia digital.
Terbukti ada sejumlah bisnis yang saat ini tengah digelutinya, antara lain DTS Esport (untuk game), DTS Bali (galeri action figure), DTS Enterprise, DTS Musika Studio dan DTS Trader.
"Sebenarnya saya seorang pengusaha IT dan properti di daerah Bali. Saya juga membuat satu museum action figure anime di Bali bisa dibilang mungkin yang paling besar di Bali. Namun, karena keterbatasan waktu sampai sekarang belum kelar padahal sudah empat tahun lalu saya buat," tutur Budi Oktavianes, baru-baru ini.
Tak puas dengan pencapaian tersebut, Budi mulai melirik bisnis sektor lain.
Akhirnya ia mulai belajar trading, mining crypto, mengelolah akun youtube dan akun komunitas di instagram.
Bukan itu saja, ia kepincut untuk serius bermain game lantaran banyak teman kerjanya yang menghilangkan suntuk dengan bermain game.
“Game yang saya seriusi adalah mobile legend. Memang awalnya saya main game ini cuma untuk mengisi waktu luang. Tamun semakin banyak teman yang ikut main berarti makin banyak dapat teman baru,” tuturnya.
Alhasil, ia pun fokus membentuk tim yang diberi nama DTS Esport yang awalnya singkatan dari nama museum action figure yakni Denpasar Toys Studio disingkat DTS.
"Namun saat saya mulai mengembangkan usaha-usaha digital lain, akhirnya saya rubah singkatan DTS ini menjadi Dream To Succes. Ini menjadi impian saya untuk bisa sukses menggeluti dunia digital bersama para team kreator saya,” harapnya.
Nah, dari situlah Budi terus berinovasi dengan mobile legend, PUBG, free fire dengan membentuk team dan melatih buat perlombaan-perlombaan lokal.
“Sejauh ini belulm sempat buat ngembangin untuk kearah yang lebih besar karena untuk masuk ke kelas nasional modalnya cukup besa. Saya tanya-tanya harus menyiapkan dana Rp15 miliar. Jujur, buat saya ini masih jauh sekali karena blm saya proyeksikan secara komersil masih sebatas hobi,” pungkasnya. (*/mia)