ADVERTISEMENT

Anggota Komisi IV DPR: Sektor Pertanian Semakin Maju Jika Importasi Produk Dibatasi

Minggu, 1 Agustus 2021 19:50 WIB

Share
Anggota DPR, Andi Akmal Pasluddin terkesan dengan antusias kinerja sektor pertanian yang ditunjukkan pada besarnya kredit usaha rakyat di sektor pertanian pangan. (foto: poskota.co.id/rizal siregar)
Anggota DPR, Andi Akmal Pasluddin terkesan dengan antusias kinerja sektor pertanian yang ditunjukkan pada besarnya kredit usaha rakyat di sektor pertanian pangan. (foto: poskota.co.id/rizal siregar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sektor pertanian akan lebih maju jika importasi produk pertanian ditahan sedemikian rupa seiring dengan usaha peningkatan kapasitas produk pertanian yang dapat dihasilkan di dalam negeri.

"Semakin kecil nilai importasi kita di bidang pangan pertanian pangan ini, akan semakin besar peluang kemajuan sektor pertanian," kata Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, Minggu (1/8/2021).

Politisi PKS ini optimis para akademisi senior dan beberapa kalangan termasuk mantan pejabat di era pemerintahan sebelumnya telah mengampanyekan stabilitas sektor pertanian, termasuk di masa pandemi seperti ini.

"Saya mendapati catatan BPS berupa nilai ekspor sektor pertanian pada bulan Juni 2021 mengalami kenaikan, yakni sebesar 33,04 persen (M-to-M) atau sebesar 15,19 persen secara (YoY). Kenaikan terjadi setelah komoditas tanaman obat, aromatik, rempah, kopi dan sarang burung walet memberi andil besar dalam ekspor selama Juni 2021. Tren ini diharapkan terus bertahan bahkan terus naik di bulan selanjutnya," kata Akmal.

Akmal menegaskan, pemerintah jangan lagi menjalankan kebijakan impor. Menurutnya, selama ini kebijakan importasi terlalu mudah hingga terjadi berbagai polemik antar lembaga negara berkaitan dengan impor pangan.

"Akan sulit negara ini mewujudkan ketahanan pangan dengan adanya kemudahan importasi komoditas pertanian. Bahkan ujungnya,  impor pangan hanya akan menyengsarakan petani. Kalo stok kurang ini kan sudah kejadian berulang dari tahun ke tahun. Perbaiki dong kapasitas produksinya, kan sudah ada pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Akmal cukup terkesan dengan antusias kinerja sektor pertanian yang ditunjukkan pada besarnya kredit usaha rakyat di sektor pertanian pangan. Meskipun di dominasi di perkebunan terutama sawit, namun secara jumlah cukup besar penyaluran KUR untuk sektor pertanian ini. Pencapaian KUR pertanian mencapai Rp42,70 triliun dari target Rp70 triliun sejak awal tahun hingga saat ini.

Berdasarkan informasi yang ia dapat, rincian penyaluran KUR pertanian pangan antara lain subsektor perkebunan kelapa sawit sebesar Rp9,50 triliun, pertanian padi Rp7,80 triliun, perkebunan tanaman lainnya dan kehutanan Rp5,50 triliun, pertanian holtikultura dan lainnya sebesar Rp5,20 triliun.

"Tahun 2022, pemerintah perlu mengembalikan APBN sektor pertanian pangan seperti tahun 2018 yang di atas Rp30 triliun. Jika kinerja dilakukan secara efektif efisien dengan meminimalisir penyimpangan, kedepannya sangat potensial Negara Indonesia Berdaulat akan pangan yang mampu memenuhi kebutuhannya dari dalam negeri,"  tegas Akmal. (rizal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT