SERANG, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 70 pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) di Banten meninggal dunia. Angka itu mengalami kenaikan sebanyak 23 kasus dibanding beberapa minggu lalu.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Banten, Ati Pramuji Hastuti mengatakan, beberapa minggu lalu kasus kematian pasien Covid-19 yang isoman hanya 47, namun sekarang terjadi kenaikan.
"Rata-rata mereka memang mempunyai komorbid, kemudian peningkatan gejala virus ini begitu cepat, sehingga butuh pengawasan yang ketat kepada mereka yang sedang isoman," katanya, akhir pekan kemarin.
Ati mengakui kasus aktif di Banten saat ini masih terus mengalami peningkatan setiap harinya. Sampai saat ini tercatat sudah 22.000 kasus.
Peningkatan itu, lanjut Ati, dikarenakan adanya peningkatan tracking yang Pemprov lakukan berdasarkan intruksi dan aturan PPKM itu sendiri.
"Sehingga kasus yang ditemukan di lapangan kebanyakan mereka yang Orang Tanpa Gejala (OTG) dengan gejala ringan yang dilakukan perawatan melalui Isoman di rumah masing-masing," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Ati, angka Bad Occupancy Ratio (BOR) di RS rujukan Covid-19 sekarang terjadi penurunan. Untuk ruang ICU yang semula 96 persen lebih sekarang sudah di angka 84 persen.
"Sedangkan untuk di ruang isolasi yang semula 90 persen lebih sekarang menurun menjadi 63 persen," katanya.
Ati juga menampik bahwasannya kebanyakan masyarakat Banten takut untuk dilakukan perawatan di RS dan lebih memilih Isoman. "Saya kira ga begitu yah, karena hasil dari tracking yang kami lakukan kebanyakan mereka OTG dengan gejala ringan," imbuhnya.
Meskipun angka pasien yang Isoman naik, namun Pempov Banten belum berencana menjadikan beberapa tempat untuk dijadikan sebagai ruang isoman seperti Rusunawa dan BLK di Serpong.
"Saat ini kami sedang fokus mempersiapkan ketersediaan Nakes-nya dulu, kalau masalah tempat itu gampang dicari," pungkasnya.