JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tergerus perkembangan zaman, keberadaan ojek sepeda yang dulu menjamur di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kini hampir punah.
Tukang ojek ontel yang dulu hilir mudik di kawasan Terminal Tanjung Priok dan sekitarnya, saat ini sangat susah ditemui.
Berdasarkan penelusuran Poskota pada Selasa (27/7/2021) siang, setidaknya terlihat dua pengojek sepeda yang masih mangkal di trotoar Jalan Enggano tak jauh dari Terminal Tanjung Priok.
Salah satu tukang ojek sepeda, Ismamad (68) saat ditemui Poskota, tengah melamun duduk di bawah pohon sambil memegang erat sepeda kumbangnya yang sudah terlihat rapuh.
Dengan senyum simpul diwajahnya, Mamad pun mau berbagi pengalaman selama ia menjalani profesinya.
Diusianya yang tak lagi muda, Mamad sapaan akrabnya, tetap telaten menggeluti ojek sepeda untuk sekedar makan sehari-hari.
Penghasilan Mamad yang sudah 9 tahun menjadi ojek sepeda pun tak menentu.
Tak jarang ia harus pulang dengan tangan hampa.
Ia yang tinggal bersama istri dan anaknya yang masih kelas 4 SD, di rumah petakan yang disewanya Rp450 ribu perbulan di Warakas, tak jarang harus makan hanya pakai kecap.
"Kalau lagi banyak bisa dapat Rp65,35 ribu sehari. Dapat Rp5 ribu pernah, gak dapat uang juga sering," terang mantan kuli panggul di pelabuhan tersebut saat ditemui di trotoar Jalan Enggano.
"Ya cukup gak cukup uang segitu, ya nikmati aja walau sering makan pakai kecap," ujar pria asal Citayam, Bogor.
Sebelumnya, ekonomi keluarga Mamad, cukup terbantu oleh sang istri yang bekerja menjadi asisten rumah tangga.
Namun, sejak istrinya berhenti bekerja, seluruh kebutuhan hidup kini ia pikul seorang diri.
Untuk uang sewa kontrakan, bayar listrik, makan sehari-sehari dan biaya sekolah anak kini hanya mengandalkan dari penghasilan narik ojek sepeda.
Tak jarang, penumpang ojek sepeda Mamad memberi uang lebih karena merasa iba dengan kondisinya yang sudah menua.
"Banyak sih yang kasih uang lebih, kadang kembaliannya gak mau diambil," ucap Mamad sambil menghisap dalam rokoknya.
Dikatakan, setidaknya saat ini ada sekitar 11 orang yang masih bertahan menjadi tukang ojek ontel.
"Dulu banyak, sekarang tinggal dikit ada sebelas mah, udah kalah sama ojek online," pungkasnya. (yono)