MASIH ingat ya, ketika masih kecil dulu? Ketika ribut sama kawan sebaya, bagi orang tua yang bijak nggak mau memperpanjang masalah. "Hayo minta maaf,” kata orang tua mereka.
Dan si anak-anak pun bersalaman, malah paling unik karena salaman mereka dengan mengaitkan jari kelingking. Seterusnya, walau air mata masih membasahi pipi, mereka terus tersenyum dan main barenang lagi.
Begitu, gesekan selalu terjadi antara anak-anak dan bagi orang tua yang bijak nggak ada tuh yang namanya harus marah pada si anak lawan atau pada orang tuanya. Karena jika terjadi maka menjadi ribut yang berkepanjangan. Karena, kalau begitu adanya, ribut akan terus berkepanjangan, sementara anak-anak sudah akur kembali, tapi sang orang ya masih saling marahan?
Begitulah ilustrasi soal maaf-memaafkan sesama. Tapi, kini di zaman now, di zaman PPKM darurat, ternyata ada juga lho, orang bahkan pejabat disuruh minta maaf?
Ya, persoalan minta maaf ternyata bukan saja terjadi pada anak-anak kecil yang dipaksa oleh orang tuanya atau sesama kawannya. Tapi inilah yang terjadi sekarang ini, bukan saja juga pada orang dewasa rakyat biasa, tapi juga kepada para pejabat tinggi. Lihat saja yang lagi heboh itu ada menteri minta maaf pada khalayak. Sebut saja, menteri Luhut dan Erick Thohir terkait dengan penanganan covid 19 yang dipercayakan kepada mereka. Mereka minta maaf karena apa yang dilakukannya masih ada kekuranang di sana-sini.
Nah, gegara permohonan maaf tersebutlah, para pengamat mengeluarkan unek-uneknya, bukan sekadar menyuruh tapi kayaknya maksa banget. Anehnya, ya maaf kok disuruh. “Ayo minta maaf, yang lain kan udah. Tinggal pimpinannya belum!”
Ya, kayak nggak beda kan kayak kisah maaf memaaf yang terjadi pada anak-anak kecil?
Soal maaf memaafkan, memang perlu dilakukan bagi sesama manusia. Apalagi, dengan saudara, tetangga dan kawan. Nggak terkecuali juga, misalnya para politikus, nggak ada salahnya saling maaf memaafkan. Mumpung pas lagi Idul Adha?
Agama kan mengajarkan, agar sesama manusia saling damai, dan saling memaafkan. Agar hati damai, beranilah minta maaf, sebaliknya yang dimintai maaf juga harus memberi. Beres kan, jadi nggak usah didorong, ayo minta maaf. Kayak anak kecil saja? - massoes