Belajar dari 'Teh Fia', Pengusaha Kerupuk Kulit Sapi Beken di Depok yang 'Tak Tersentuh' Pandemi Covid-19, Begini Kiat-Kiatnya!

Jumat 23 Jul 2021, 08:13 WIB
Pasangan suami istri Fiawan dan Wandi memperkenalkan krupuk kulit sapi asli teh Fia di bilangan rumahnya daerah Sukmajaya Depok. (Foto/Poskota.co.id/Angga)

Pasangan suami istri Fiawan dan Wandi memperkenalkan krupuk kulit sapi asli teh Fia di bilangan rumahnya daerah Sukmajaya Depok. (Foto/Poskota.co.id/Angga)

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di masa pandemi penerapan PPKM banyak terpuruk, namun tidak terlalu berpengaruh dalam usaha Kerupuk Kulit Asli Teh Fia yang dikelola pasangan suami istri asal Depok.

Ibu Fiawan, 54, itulah pendiri usaha Kerupuk Kulit Asli Teh Fia menjalankan usaha berdua bersama sang suami, Wandi, telah menjadikan UMKM yang dijalankannya membuatnya cukup terkenal di Depok.

"Alhamdullilah meski temen-temen UMKM lain di tengah pandemi masa perpanjang PPKM Level 4 banyak terpuruk, namun untuk usaha kita tidak terlalu berpengaruh, pesanan tetap berjalan di antaranya untuk rumah makan dan warung," ujar Fiawan akrab disapa ibu Fia didampingi Suami Wandi kepada Poskota.co.id di rumahnya di Jalan Tole Iskandar RT. 01/01 No. 35, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya, kemarin.

Usaha dikelolah bersama keluarga, ibu rumah tangga dua anak ini mengaku bisa memproduksi 50 kg kulit sapi dijadikan Kerupuk.

"Awal mulai usaha kita baru 10 kg, kini sudah berjalan setahun alhamdullilah sudah bisa masuk 40-50 kg dengan omset keuntungan perbulan Rp5 juta, " katanya.

Selain itu krupuk kulit asli Teh Fia ini berbeda dari Kerupuk kulit yang pernah ada, yaitu rasa yang lebih gurih, renyah, ukurannya besar, dan original.

"Bahan baku kita ambil dari adik kandung Rahmat Hidayat di daerah Cibinong, pelaku usaha pengelolaan kulit sapi asli dijadikan sebagai bahan baku utama krupuk," ungkapnya.

Meski baru berjalan setahun, usaha krupuk kulit sapi Fia sudah mempunyai pelanggan tetap mulai dari Restoran, Warung Rumah Makan, Warung Kelontong, dan pesanan individual.

Kendati demikian, dalam menjalankan usahanya, Fia tidak merasa ada kendala sama sekali termasuk dalam mencari bahan baku.

"kita melakukan promosi sampai sekarang produksi bisa meningkat berawal dari mulut ke mulut, media sosial, dan group Whatsapp, " tuturnya.

Untuk harga ukuran 1kg dibanderol Rp125 ribu, 1/2 kg Rp65 ribu, dan 1/4 kg Rp35 ribu. 

Berita Terkait

News Update