"Saat itu keluarga yang bersangkutan minta solusi karena keluarga mendesak, kemudian kami kasih solusi yang ada dan keluarga sudah deal maka keluarlah kwitansi itu," ungkapnya.
Saat ini, jenazah yang bersangkutan sudah dikremasi oleh pihak ketiga. Indra pun mengaku bingung mengapa kemudian isu tersebut viral di masyarakat.
Padahal kata Indra, pihaknya sudah mengupayakan mencari solusi untuk kremasi jenazah.
"Sebelumnya sudah kami tawarkan penguburan juga. Tapi keluarga tidak mau dan tetap mau dikremasi," tandasnya.
Sebelumnya viral di pesan berantai what's app (WA) terkait kartel kremasi.
Disebutkan seorang warga Jakarta Barat bernama Martin harus keluarkan uang sebanyak Rp80 juta untuk kremasi anggota keluarganya yang terpapar Covid-19.
Harga kremasi tersebut dinilai berkali-kali lipat dibandingkan harga kremasi sebelumnya. (Cr01)