Pengrajin Kayu di Bekasi Beralih Produksi Peti Mati saat Permintaan Meja Belajar Anak Sepi Peminat

Minggu 18 Jul 2021, 10:48 WIB
Nabin Abdullah (50), seorang pengrajin mebel dan meja belajar anak membuat peti mati sebagai produk alternati di masa pandemi Covid-19. (cr02)

Nabin Abdullah (50), seorang pengrajin mebel dan meja belajar anak membuat peti mati sebagai produk alternati di masa pandemi Covid-19. (cr02)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Menilik angka kasus Covid-19 yang beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan, Nabin Abdullah (50) seorang pengajin kayu di Kampung Siluman, RT 01/18, Desa Mangunjaya, Kabupaten Bekasi kini beralih memproduksi peti mati.

Dijelaskan pada awalnya Nabin hanya memproduksi kursi, meja belajar anak, serta mebel. Namun, karena dampak dari pandemi, permintaan yang datang dari tempat usaha alat tulis kantor (ATK) kini menurun drastis.

"Langganan ATK kita kan, fotokopi segala macam peralatan itu, mereka enggak ada yang belanja, akhirnya kita enggak bisa produksi," ungkapnya kepada wartawan, Minggu (18/7/2021).

Lanjutnya, Nabin mengaku sudah kesulitan dalam produksi mebel sejak September 2020. Bahkan, pada bulan Maret hingga Juni kemarin, dia tak memproduksi apa pun sebab permintaan yang menurun drastis berdampak pada ongkos produksi.

"Saya mulai penurunan permintaan  itu September 2020, jadi ya paling biasanya 2000 pcs satu bulan, (turun) ya, jadi enggak sampai seribu pcs. Bahkan dari Maret sampai Juni kemarin saya total, enggak bikin apa-apa," jelasnya.

Nabin mengaku ide membuat peti mati muncul sebagai produk alternatif di tengah lesunya permintaan meja belajar anak maupun mebel, ketika ia ikut dalam prosesi pemakaman salah satu saudaranya.

"Awal mula kita tatkala ikut penguburan, salah satu saudara di sana ada pelanggan peti jenazah, jadi kebetulan kita di bidang perkayuan, maka kita punya pemikiran daripada jauh-jauh cari peti jenazah ke mana-mana di luar wilayah Mangunjaya, ya apa salahnya saya punya pemikiran saya membuat peti jenazah," ucapnya.

"Agar masyarakat di lingkungan Mangunjaya itu yang terpapar ataupun yang membutuhkan peti jenazah ini lebih dekat, barangkali semakin dekat kan semakin murah transportasinya," imbuhnya.

Baru sepekan ini Nabin memproduksi peti mati, dan sudah 20 peti terjual.

"Ya kalau bikin peti baru satu minggu yang lalu, belum lama. Kurang lebih dalam seminggu ini sudah 20 peti terjual," ungkapnya.

Untuk harga satu peti mati, ia mematok sebesar Rp1,2 juta. Sementara ukuran petinya mengikuti standar yang telah ditentukan dengan ukuran panjang 190 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 38 cm.

News Update