BEKASI, POSKOTA.CO.ID - PMI Kota Bekasi akui kesulitan mencari pendonor plasma konvalesen.
Hal itu disebabkan karena adanya beberapa persyaratan tertentu yang mesti dipenuhi oleh si pendonor.
Kepala Bagian Pelayanan Donor Darah, Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bekasi, dr. Amri menyampaikan sejauh ini yang datang ke PMI Kota Bekasi lebih banyak pendonor pengganti ketimbang sukarela.
Dia pun mengakui kesulitan dalam mencari pendonor plasma.
"Karena emang cukup sulit untuk mencari pendonor plasma (konvalesen), beda sama donor darah biasa. Donor plasma ini agak sulit," ucapnya kepada wartawan belum lama ini.
Lanjut kata dia, pendonor mesti melakukan skrining guna mengetahui kondisi tubuhnya. Apabila tak lolos, maka donor plasma konvalesen tak bisa dilakukan.
"Belum tentu yang datang ke PMI Kota itu, bisa lolos skrining, karena kita harus lolos skrining dulu. Kalau tidak lolos ya tidak bisa donor," ujarnya.
Adapun persyaratan bagi pendonor plasma konvalesen secara umum mencakup, pendonor plasma konvalesen sudah pernah menjadi penyintas Covid-19 dengan catatan proses pendonoran dilakukan setelah dua minggu sampai tiga bulan pasien Covid-19 itu dinyatakan negatif.
"Kemudian usia 18 - 60 tahun, berat badan minimal 55 kilogram, tidak ada riwayat penyakit, dan faktor risiko penyakit, sehat jasmani dan rohani, harus membawa hasil tes PCR positif dan negatif jika ada, Kemudian diutamakan laki-laki," ucapnya.
"Kenapa Laki-laki yang diutamakan? Karena wanita yang sudah pernah hamil yah tidak bisa donor, karena nanti berbahaya untuk si pasiennya jika ditransfusikan. Maksudnya nanti ada reaksi transfusi," imbuhnya.
Kekurangan pendonor sukarela plasma konvalesen itu, berpengaruh pada ketersediaan stok plasma dari donor sukarela yang dikatakannya tak ada alias kosong.
Sementara itu, permintaan plasma konvalesen dari rumah sakit guna pemulihan pasien Covid-19 begitu tinggi. Walhasil antrean panjang pun terjadi.
"Karena banyaknya persyaratan yang harus ditempuh untuk calon pendonor plasma, dan permintaan yang sangat banyak sehingga demand dan supply-nya enggak seimbang. Jadi yang mintanya banyak, tapi stoknya sedikit. Jadi membuat adanya antrean yang sangat panjang untuk kantong plasma (konvalesen)," jelasnya. (cr02)