PPKM Darurat, Rumah Makan Sop Djanda Bekasi Keluhkan Omzet Turun Drastis

Minggu 11 Jul 2021, 11:04 WIB
Rumah makan Sop Djanda Bekasi yang ikut terdampak karena adanya PPKM Darurat. (cr02) 

Rumah makan Sop Djanda Bekasi yang ikut terdampak karena adanya PPKM Darurat. (cr02) 

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Sudah sepekan lebih pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19 diberlakukan yang terhitung dari Sabtu (3/7/2021) lalu.

Tentu hal itu memiliki dampak yang signifikan salah satunya bagi jenis usaha seperti restoran atau rumah makan. 

Aturan PPKM Darurat menyebut restoran atau rumah makan boleh beroperasi hingga pukul 8 malam serta tidak melayani makan di tempat.

Lantas kebijakan tersebut berdampak pada penurunan omzet.

Seperti yang dirasakan Rumah Kakan 'Sop Djanda Bekasi' yang bertempat di Jalan K.H Noer Ali, Bekasi Barat, Kota Bekasi. 

Kepala Rumah Makan Sop Djanda Bekasi, Badru (24) menyampaikan bahwa sebelum PPKM Darurat diberlakukan, sebenarnya dari segi omzet sudah mulai kembali seperti semula yang bisa mencapai Rp10 juta.

Pun pengunjung yang datang per hari bisa sampai 12 orang.

Namun, kala PPKM Darurat, hal tersebut sirna.

Ia mesti kembali menelan pil pahit bahwa omzet kini menurun dan pengunjung tak seramai sebelumnya.

"Kalau dulu masih ramai bisa dapat omzet tertinggi Rp10 juta, cuma kalau sekarang karena kasus Covid-19 lagi naik dan ada aturan tidak boleh makan ditempat ya sehari paling lumayan juga dapat Rp2 juta," ucapnya kepada wartawan, Minggu (11/7/2021). 

Meski begitu, pihaknya mengaku sudah mematuhi aturan PPKM Darurat sejak awal, yakni dengan tidak melayani makan di tempat serta membatasi jam operasional dari buka pukul 10 pagi dan tutup jam 8 malam.

"Sejak 3 Juli 2021, saya dan tim langsung menginformasikan kepada pembeli untuk tidak makan ditempat, saya ikuti aturan pemerintah," jelasnya.

"Tapi sebenarnya pas sekarang ini, ada orang yang maksa makan di tempat, itu kan buat kepentingan dia. Saya tidak mau ambil resiko, saya bilang, tidak bisa," imbuhnya.

Lanjutnya, Badru mengaku, saat ini untuk di Rumah Makan Sop Djanda Bekasi terjadi pengurangan karyawan, dari 9 karyawan kini tersisa tiga pekerja saja.

"Biasanya kita ada 9 karyawan, tetapi sekarang jadi berkurang hanya 3 orang saja yang masuk, selebihnya ya sekarang sudah di rumahkan," terangnya.

Kemudian, dia pun mesti berpikir keras agar penjualan tetap ada mesti di tengah kebijakan PPKM Darurat.

Lantas aplikasi pesan instan seperti Whatsapp digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pengunjung yang ingin memesan makanan.

"Kalau soal pembeli sih kita harus produktif sih, contohnya punya nomor Whatsapp guna mempermudah order,"ucapnya.

Dampak dari adanya pandemi, juga membuat harga makanan yang dijual di rumah makan Sop Djanda Bekasi mengalami kenaikan.

Seperti harga Sop Djanda yang sebelumnya Rp35 ribu kini jadi Rp40 ribu per porsi.

Sementara untuk harga seporsi Sate Maranggi pun sama. 

Badru berharap agar semua pelaku usaha untuk ikuti mematuhi aturan yang sudah diterapkan.

Tak hanya itu, ia mengatakan apabila masyarakat tertib dan bersabar mengikuti aturan, setidaknya kasus Covid-19 ini bisa turun dan keadaan bisa pulih kembali. 

"Ya, pasti semua kan kena dampaknya, sebenarnya sekarang kita harus saling kerjasama, hadapi semuanya bersama dengan tujuan yang sama. Pokoknya kalau saya tidak mau melanggar tetap patuh aturan pemerintah," pungkasnya. (cr02)

Berita Terkait

News Update