"Sejak 3 Juli 2021, saya dan tim langsung menginformasikan kepada pembeli untuk tidak makan ditempat, saya ikuti aturan pemerintah," jelasnya.
"Tapi sebenarnya pas sekarang ini, ada orang yang maksa makan di tempat, itu kan buat kepentingan dia. Saya tidak mau ambil resiko, saya bilang, tidak bisa," imbuhnya.
Lanjutnya, Badru mengaku, saat ini untuk di Rumah Makan Sop Djanda Bekasi terjadi pengurangan karyawan, dari 9 karyawan kini tersisa tiga pekerja saja.
"Biasanya kita ada 9 karyawan, tetapi sekarang jadi berkurang hanya 3 orang saja yang masuk, selebihnya ya sekarang sudah di rumahkan," terangnya.
Kemudian, dia pun mesti berpikir keras agar penjualan tetap ada mesti di tengah kebijakan PPKM Darurat.
Lantas aplikasi pesan instan seperti Whatsapp digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pengunjung yang ingin memesan makanan.
"Kalau soal pembeli sih kita harus produktif sih, contohnya punya nomor Whatsapp guna mempermudah order,"ucapnya.
Dampak dari adanya pandemi, juga membuat harga makanan yang dijual di rumah makan Sop Djanda Bekasi mengalami kenaikan.
Seperti harga Sop Djanda yang sebelumnya Rp35 ribu kini jadi Rp40 ribu per porsi.
Sementara untuk harga seporsi Sate Maranggi pun sama.
Badru berharap agar semua pelaku usaha untuk ikuti mematuhi aturan yang sudah diterapkan.
Tak hanya itu, ia mengatakan apabila masyarakat tertib dan bersabar mengikuti aturan, setidaknya kasus Covid-19 ini bisa turun dan keadaan bisa pulih kembali.