JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden UEFA Aleksander Ceferin menilai tidak adil Euro 2020 digelar di banyak kota di berbagai negara sebagai tuan rumah. Ini juga karena adanya kondisi pandemi Covid-19.
UEFA tidak akan menggelar lagi turnamen EURO dengan banyak tuan rumah dengan begitu banyak kota lagi sebagai tuan rumah.Sebab hal seperti ini 'tidak adil' pada tim dan penggemar.
Ceferin mengesampingkan kemungkinan banyak kota menjadi tuan rumah turnamen lagi. Seperti diketahui, turnamen EURO 2020 musim panas ini telah tersebar di seluruh Eropa dengan banyak tim yang tidak senang dengan jarak yang harus mereka tempuh.
Inggris mendapat keuntungan besar dengan tim Gareth Southgate hanya memainkan satu pertandingan dari Wembley.
Ceferin mengatakan kepada wartawan BBC Dan Roan di podcast The Sports Desk: "Saya tidak akan mendukungnya lagi.
"Saya pikir itu terlalu menantang dan dengan cara yang tidak benar bahwa beberapa tim harus menempuh jarak lebih dari 10.000 km dan yang lainnya 1.000 km.
"Ini tidak adil bagi penggemar, yang harus berada di Roma suatu hari dan di Baku selama beberapa hari berikutnya, yang merupakan penerbangan empat setengah jam."
Inggris telah mengambil keuntungan dari pertandingan mereka dan akan kembali menjadi tuan rumah di final besar hari Minggu melawan Italia.
Karena pembatasan Covid-19, penggemar di seluruh Eropa tidak dapat mengikuti tim mereka ke banyak negara.
Dan penyiar Spanyol di saluran terkenal El Chiringuito mengeluh bahwa turnamen telah dikondisikan agar Inggris menang.
Chris Gunter membanting format Euro 2020 setelah Wales kalah dari Denmark di Amsterdam di babak kedua, setelah menempuh jarak 9.156km selama turnamen.
Swiss melakukan perjalanan terjauh, meliputi 15.485km, sementara Skotlandia mencatat jarak terpendek di 1.108km setelah memainkan dua dari tiga pertandingan mereka di Hampden Park. (*)