AKBP Mariyono, Anak Kuli Panggul Yang Sukses Jadi Kapolres

Kamis 01 Jul 2021, 14:11 WIB
AKBP Mariyono bersama isteri dan 2 anaknya. (foto: dokumentasi keluarga)

AKBP Mariyono bersama isteri dan 2 anaknya. (foto: dokumentasi keluarga)

SERANG, POSKOTA.CO.ID -  Kalau melihat jabatan AKBP Mariyono sekarang jadi Kapolres, tak menyangka kalau dia anak dari orang tak punya.

Mariyono ternyata anak dari dari seorang ayah yang bekerja sebagai kuli panggul pasar. Meski begitu, hal ini tidak membuat Mariyono berkecil hati ataupun minder dengan teman-teman mainnya.

Mariyono merupakan anak ke dua dari empat bersaudara pasangan Choiron (alm) dan Siti Marmah (alm), pria kelahiran berdarah Sidoarjo 13 Juni 1979.

Kehidupan pahit yang dialami menjadi motivasi untuk mengejar cita-cita. Perjuangannya pun tak mudah.

Berkat kegigihannya serta kecerdasannya, Mariyono berhasil masuk menjadi siswa taruna di Akademi Kepolisian (Akpol).

 

AKBP Mariyono bersama kedua orang tua serta kakak dan adik saat masih taruna Akpol. (foto: dokumentasi keluarga)

Seluruh jenjang pendidikan pun berhasil dilalui sampai akhirnya dia lulus menjadi perwira polisi pada tahun 2001.

Keluar dari gedung Akpol, Mariyono yang telah menyandang pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda) mulai ditugaskan di Maluku Utara.

Selama 4,5 tahun bertugas di Polda Maluku Utara, Ipda Mariyono mulai mendapatkan pengalaman kerja sebagai Pamapta Ternate, Kapolsek Morotai Selatan.

Masih di Maluku Utara setelah berpangkat Inspektur Polisi Satu (Iptu), Mariyono dipercaya menduduki Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) dan jabatan Kasubagrenmin Polres Tidore.

Dari Maluku Utara setelah menyandang pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), Mariyono berhasil melanjutkan pendidikan di PTIK pada 2006.

Selesai PTIK pada 2007, Mariyono ditugaskan di Polda Riau dan kembali dipercaya menduduki jabatan strategis di antaranya Kapolsek Bukit Raya, Kasatlantas Rokan Hilir, Kasatlantas Bengkalis, Kasi BPKB dan Wakapolres Kuansing Kuantran Singingi).

Dari Polres Kuansing, Mariyono yang berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) berhasil melanjutkan pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) pada 2016.

Selesai menempuh Sespimmen, Mariyono dipercaya menduduki jabatan strategis di Polda Jabar, di antaranya Kasubdit Kamsel, Kasatlantas Kota Besar Bandung, Kasubdit Regident, Kepala Korps Siswa (Kakorsis) dan Kapolres Majalengka 2018.

Dari Majalengka 2018, Mariyono dipercaya pimpinan Polri menjabat Kapolres Serang 2020 hingga sekarang.

AKBP Mariyono tidak menyangka dirinya telah dipercaya pimpinan Polri menduduki sejumlah jabatan strategis di kepolisian.

Sebagai anak kampung dan hidup penuh kekurangan, menjadi perwira polisi adalah berkat do'a orang tua serta anugerah dari Allah SWT.

Meski semuanya serba terbatas, namun semangat menggelora itu muncul ketika melihat ayahnya Choiron dan ibunya Marmah dalam menjalani hidup.

Ayahnya yang bekerja sebagai kuli di pasar dan ibunya sebagai ibu rumah tangga biasa tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur dalam menjalani hidup.

Mariyono yang termenung melihat keduanya lantas membulatkan tekad untuk menjadi orang berhasil dan membahagiakan keluarganya.

"Saya ini orang kampung, bapak saya dulu kuli panggul barang dagangan di pasar dan ibu saya ibu rumah tangga biasa. Kami hidup susah tapi merasa bahagia. Dan tekad saya waktu itu adalah orang tua, saya melihat perjuangan orang tua saya sangat luar biasa dalam menghidupi kami," kata Mariyono kepada poskota.co.id, di ruang kerjanya, Kamis (1/7/2021).

Mariyono bercerita, saat duduk dibangku kelas tiga SMA, pikirannya hanya satu yaitu lulus dan masuk sekolah kedinasan entah itu TNI atau pun Polri.

"Karena waktu itu mikir kalau berhasil masuk sekolah kedinasan itu gratis, jadi enggak perlu biaya lagi dan merepotkan orang tua," kata alumnus Akpol 2001 tersebut.

Untuk menggapai mimpinya itu, perjuangan keras dilakukan Mariyono remaja. Untuk meningkatkan kemampuan fisik, ia setiap harinya lari pada siang hari.

"Saya dulu setiap hari lari di siang hari, sampai hitam semua badan," ujar Mariyono seraya tertawa.

Sementara untuk melatih akademik, Mariyono mengaku mengikuti kursus di Surabaya. Belajar sampai dinihari sudah biasa dilakukannya, hanya untuk meningkatkan kemampuan akademiknya. "Pokoknya dulu belajar yang rajin dan olahraga terus," kata Mariyono.

Perjuangan keras tersebut diakui Mariyono telah membuahkan hasil. Ia yang memilih menjadi polisi lulus masuk Akpol di Semarang.

"Saya waktu itu alhamdulillah lulus dengan hanya satu kali tes saja," tutur suami dari Pucji Mariyono ini.

Mariyono menyatakan kunci keberhasilan selain belajar, tekad juga adalah do'a. Oleh karenanya jangan pernah tinggalkan ibadah shalat lima waktu dan minta do'a dari kedua orang tua.

"Banyak berdo'a, lalu minta do'a kepada orang tua karena do'a orang tua paling mustajab," ujar Mariyono. (*)

Berita Terkait

News Update