JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sinetron berjudul 17 plus menjadi sorotan warganet dan menuai banyak kontroversi lantaran lulus sensor untuk rating 13 tahun ke atas.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, Rommy Fibri Hardiyanto akhirnya buka suara.
Dia membenarkan bahwa sinetron 17 plus lulus sensor dengan rate usia 13 tahun ke atas. Adapun alasannya karena adegan-adegan yang ada di dalam sinetron tersebut memang tidak mengandung unsur adegan dewasa.
"Memang benar sudah lulus sensor LSF. krn adegannya memang tdk terkait dengan usia 17 tahun. kata 17+ mengacu pada konteks lain, makanya LSF memberi klasifikasi 13+," kata Rommy Fibri saat dihubungi Poskota, Rabu (30/6/2021).
Rommy Fibri menyebut proses penyensoran dalam sinetron 17 plus sudah sesuai dengan aturan UU UU Perfilman no 33/2009, PP 18/2014 ttg Lembaga Sensor Film.
Selain itu juga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman dan Kriteria Penyensoran, Penggolongan Usia Penonton, dan Penarikan Film dan Iklan Film dari Peredaran.
"Di sini disebutkan kisi-kisi nya dengan jelas konten seperti apa yang cocok untuk klasifikasi usia Semua Umur (SU), 13 tahun atau lebih (13+), 17 tahun atau lebih (17+) dan 21 tahun atau lebih (21+)," terangnya panjang lebar.
"Dalam menyensor, tim LSF memperhatikan aspek Pornografi, Kekerasan (sadisme), diskriminasi (SARA, gender, stereotipe), agama (intoleransi, pelecehan, penodaan, penistaan), narkoba, dan perjudian," tambah Rommy Fibri.
Sementara itu menanggapi pelbagai kontoversi yang kadung merebak hingga reaksi warganet yang kurang memuaskan, Rommy Fibri menyebut pihaknya hanya dapat mengambil sisi positif.
Menurutnya reaksi warganet yang pro dan kontra sinetron yang akan tayang di SCTV ini pertanda bahwa masyarakat peduli akan tontonan yang baik.
Namun Rommy menganjurkan agar masyarakat menonton kontennya terlebih dahulu agar dapat menilai secara proporsional.
"LSF memandang sisi positifnya, yakni masyarakat sangat peduli dengan isi tayangan/tontonan," lanjut Rommy.
"Namun demikian, sebelum berkomentar akan lebih bijaksana jika menonton dulu kontennya. Sehingga tanggapan atau masukannya dpt diberikan secara proporsional. Thanks," tandasnya. (cr07)