Ari Dwipayana: Ibu Kota Negara Baru sebagai Representasi Kemajuan Bangsa

Sabtu 26 Jun 2021, 18:53 WIB
AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI

AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID--Membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur adalah wujud membangun peradaban sebagai representasi kemajuan bangsa. 

Apalagi, beban DKI Jakarta yang saat ini masih menjadi ibu kota negara, akan semakin berat, baik sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus sebagai pusat bisnis.

Pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan IKN baru sangat tepat.  

Selain karena daerah itu minim risiko bencana, tingkat kepadatan penduduknya masih rendah, juga sebagai upaya mempercepat pemerataan pembangunan.  

Hal tersebut disampaikan oleh AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI, dalam pengantar webinar yang dilaksanakan oleh DPP Prajaniti Hindu Indonesia, Sabtu (26/06/2021).

Tema webinar “Membangun Ibukota Negara Baru Untuk Indonesia Maju”, sebagai serangkaian HUT ke-53 tahun Prajaniti Hindu Indonesia. 

Webinar Prajaniti Hindu Indonesia  juga dihadiri oleh  Subandi Sardjoko Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Tri Seto Handoko, Dirjen Bimas Hindu Kemenag,  Nyoman Popo Priyatna Danes, Ayuana Larasati dan  Gede Narayana sebagai moderator diskusi.

Terkait urgensi perpindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta, Ari Dwipayana yang juga Wakil Ketua Dewan Penasehat DPP Prajaniti Hindu Indonesia  mengatakan, posisi geo strategis Kalimantan Timur di tengah Indonesia akan memudahkan bagi pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Indonesia Timur yang masih tertinggal.  

"Diharapkan dengan perpindahan IKN baru ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan mampu mendorong perdagangan antarwilayah dan mendorong penciptaan kesempatan kerja yang lebih besar," katanya. 

Pembangunan ibu kota baru menjadi bagian dari sejarah penting bangsa Indonesia.

Pembangunannya merupakan gagasan dan hasil karya anak bangsa bukan sebuah warisan kolonial.

Hasil karya ini akan dikenang sampai ratusan tahun kedepan.

Karena menjadi milestone atau tonggak sejarah yang amat penting, maka seharusnya  IKN dibangun dengan konsep yang visioner. 

Ari menegaskan, Presiden Jokowi telah mengingatkan perpindahan Ibu Kota baru, bukan semata-mata pindah pusat pemerintahan atau sekedar memindahkan gedung-gedung. 

Atau semata-mata mencari lokasi yang strategis, juga bukan sekedar merancang desain arsitektur yang indah, melainkan harus memiliki visi yang besar kedepan. 

Pertama, visi menjadi smart metropolis yang compact dan modern.

Kedua, harus dirancang menjadi kota yang inklusif, atraktif, humanis, ramah dan nyaman bagi semua kalangan.

Ketiga, Ibu Kota Baru menjadi representasi identitas bangsa dengan mengapresiasi budaya Indonesia yang majemuk.

Keempat, mendorong tumbuhnya smart economy, ekonomi berbasis riset dan inovasi, serta mampu menciptakan kesempatan kerja baru.  

Kelima, dirancang sebagai superhub dari daerah sekitarnya, tegasnya. 

Ari Dwipayana mengungkapkan, pembangunan ibu kota baru akan dibangun oleh bangsa sendiri karena negara ini memiliki kemampuan untuk membangun ibu kota Negara yang kita inginkan. 

"Indonesia memiliki banyak anak muda yang bertalenta, sehingga ibu kota baru ini dibangun oleh arsitek dan insinyur terbaik Indonesia yang tidak kalah dengan arsitek dan insinyur kelas dunia," katanya.

"Dan berharap ada kolaborasi dengan talenta global, agar mampu membawa teknologi terbaik, inovasi terbaik, dan juga kearifan terbaik dalam partisipasi pembangunan Ibu Kota ini," tutupnya. (trb)

Berita Terkait

News Update