Ilustrasi Virus Corona. (ist)

Nasional

Butuh Dana Ratusan Miliar per Hari, 3 Kepala Daerah ‘Menyerah’ Soal Kebijakan Lockdown

Rabu 23 Jun 2021, 18:52 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Belakangan ini, usulan lockdown kembali diperbincangkan oleh publik.

Usulan lockdown mencuat usai kasus positif Covid-19 semakin tidak terkontrol dan membuat masyarakat resah.

Bahkan banyak pihak yang menduga, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pun dianggap tak efektif.

Untuk diketahui, menerapkan lockdown tentu butuh persiapan yang cukup matang, salah satunya dana yang besar.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat beberkan jika biaya yang ditanggung itu tidak murah.

Untuk DKI Jakarta saja dibutuhkan Rp 550 miliar per hari. Jabodetabek berarti bisa tiga kali lipat dari biaya tersebut.

Berikut tiga Kepala Daerah yang tak setuju dengan adanya kebijakan lockdown:

1. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan jika lockdown bukanlah alternatif untuk mengendalikan kasus Covid-19.

"Enggak ada opsi lockdown," kata , Selasa (22/6/2021).

Opsi lockdown yang ada di Jatim adalah lockdown berbasis mikro.

Hal itu sudah diterapkan di sejumlah pemukiman warga di Kota Pasuruan dan Malang.

2.Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) akui jika anggaran Jawa Barat menipis jika lockdown diterapkan.

"Kami dari Jabar anggaran memang sudah tidak ada. Jadi kalaupun itu diadakan, maka dukungan logistik dari pusat harus betul sudah siap baru kami akan terapkan di Jawa Barat," ujarnya.

3. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengungkapkan jika kebijakan lockdown bukanlah langkah yang efektif.

Menurut Edy, kebijakan lockdown membutuhkan biaya yang tidak sedikit. terlebih lagi wilayah Sumut memiliki banyak jalan tikus, sehingga lockdown tidak akan efektif.

"Persoalan lockdown inikan biayanya tinggi. Terus siapa yang bisa ngawasi. Sumatera Utara itu banyak pintu tikus. Contoh Tebingtinggi ke Medan, di lockdown di situ lewat gunung dia bisa. Ada jalannya semua," ujar dia.

Untuk diketahui, per hari ini, ada laporan sebanyak 13,668 kasus positif COVID-19 menurut hasil tes PCR. Sementara itu, jumlah kasus aktif saat ini tercatat sebanyak 152,686 atau 7,6 persen dalam persentase. (cr09)

Tags:
Gubernur Ridwan KamilEdy RahmayadiKhofifah Indar ParawansaLockkdownPresiden-Joko-WidodoPPKM Mikro Tidak Efektif

Administrator

Reporter

Administrator

Editor