Dan lucunya, di saat itu juga Lorenzo sudah punya kontrak rahasia dengan Honda.
"Pada 2018 saya adalah pebalap yang memiliki start terbaik, mampu melakukan late braking dari pembalap mana pun.
"Lalu mencapai top speed tercepat untuk mengeluarkan semua potensi motor Ducati, di mana akselerasi saya adalah yang terbaik.
"Tapi saya mengalami masalah yang terus berulang kali.
"Lengan saya mengalami kelelahan selama balapan dan itu membuat langkah saya sangat terhambat.
"Dan juga masalah ketika berbelok yang membuat roda depan tak mau berbelok dengan cara yang sama seperti roda belakang.
Lorenzo menilai kalau salah satu yang membuat motor Ducati semakin sulit di tikungan karena turbulensi yang dihasil dari winglet Ducai saat itu.
"Seharusnya ini disebabkan oleh aerodinamika, winglet besar yang dimiliki Ducati, yang membuat semacam turbulensi di tengah tikungan ketika kemiringan maksimal.
"Dan dengan kondisi ban yang sudah aus membuatnya semakin sulit," pungkas Lorenzo.
Secara logika memang sangat masuk akal, dengan besarnya tekanan angin sehingga down force, alhasil korbannya adalah ban cepat aus.
Memang tak ada pilihan, dan motor Ducati kala itu sangat terkenal dengan cepat kehabisan kinerja ban.
Tak heran, di musim itu juga Ducati kembali gagal meraih juara dunia.