ADVERTISEMENT

Tak Bisa Ditawar Lagi, Menteri Nadiem Makarim Nyatakan Bulan Depan PTM Terbatas Digelar di Sekolah Seluruh Indonesia 

Selasa, 8 Juni 2021 23:00 WIB

Share
endikbudristek Nadiem Makarim. (ist)
endikbudristek Nadiem Makarim. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan bahwa Juli 2021 akan dilaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di seluruh sekolah di Indonesia, bahkan tidak boleh ditawar-tawar lagi.  

Kebijakan tersebut diambil di saat kasus Covid-19 justru sedang melonjak pascalibur lebaran. Nadiem menyatakan tidak ada tawar menawar demi pendidikan. Nadiem beralasan masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia. 

Pada peluncuran Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid 19 (2 Juni 2021), Mendikbudristek kembali menegaskan, bagi sekolah yang berada pada zona hijau wajib memberikan opsi PTM Terbatas. 

"Padahal sesuai dengan data Satgas Covid 19, per 31 Mei 2021, menunjukkan bahwa hanya ada 8 Kabupaten/ Kota yang berada pada zona hijau dari total 514 Kabupaten/ Kota yang ada di Indonesia. Kalau berdasarkan Peta Risiko ini maka sebenarnya hanya 1,54% Kabupaten/ Kota yang layak melaksanakan PTM Terbatas,"  Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo, Selasa (8/6/2021).

Banyak orangtua khawatir, amankah PTM Terbatas pada Juli 2021 di saat kasus justru sedang melonjak?  Namun, tidak sedikit juga orangtua dan guru  yang mendesak sekolah segera di buka meski kasus melonjak secara nasional.

Padahal, program prioritas vaksin kepada guru juga belum tuntas sesuai target di Juni 2021, baru 28% guru yang divaksin se-Indonesia, ini data per 31 Mei 2021.  

"Hanya Pemprov DKI Jakarta saja yang vaksin terhadap gurunya mencapai 78%.  Guru yang menolak di vaksin di sejumlah daerah juga dipantau oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dengan alasan khawatir pada efek samping dan fakta bahwa orang yang divaksin masih mungkin tertular covid-19," ucapnya.

Hasil Pemantauan FSGI di sejumlah sekolah pada  sejumlah wilayah seperti di kabupaten Seluma, kota Bengkulu, Kabupaten Bima, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Tegal, Kota Semarang, Kabupaten Purbalingga, dan lain-lain.

"FSGI memantau masih banyak guru yang saat berada di lingkungan sekolah masih meletakkan masker di dagu, ini berdampak pada perilaku murid yang juga mencontoh meletakkan masker di dagu.

Bahkan ada sekolah yang siswa maupun guru banyak yang tidak menggunakan masker, namun tidak ada tindakan tegas, bahkan cenderung melakukan pembiaran. Artinya, protokol kesehatan belum diterapkan dengan baik di lingkungan sekolah," ucapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT