POSKOTA.CO.ID – Mungkin sudah banyak orang yang sering mendengar bahwa adanya mitos yang mengatakan bahwa manusia dilarang untuk mengenakan pakaian berwarna hijau saat sedang berada di Pantai Selatan, Yogyakarta.
Bagi sebagian orang mungkin akan berpendapat bahwa hal tersebut tak masuk akal, tetapi pastinya bagi sebagian orang lain, terutama warganet, hal tersebut masih diyakini kebenarannya.
Apalagi saat ada orang hilang karena tenggelam yang terjadi di Pantai Selatan, alih-alih menanyakan penyebab dari hilangnya korban, sejumlah warga terutama pengguna Internet pasti akan menanyakan warna pakaian yang dikenakan korban.
Hal tersebut ditanyakan karena meyakini bahwa setiap orang yang menjadi korban di Pantai Selatan telah dijemput oleh penguasa Pantai Selatan. Penguasa yang dimaksud di sini adalah Kanjeng Ratu, Nyi Roro Kidul.
Secara mistis mungkin hal tersebut masuk masuk akal, tetap apakah secara ilmiah apakah mitos itu benar adanya?
Di laut terkadang terdapat adanya rip current atau biasa disebut dengan arus pecah. Tentunya arus laut ini sering muncul saat datangnya ombak besar, salah satunya di Pantai Selatan Jawa.
Arus pecah muncul akibat adanya dua gelombang atau lebih saling bertemu dan menerjang bibir pantai sehingga membuat munculnya jalur air yang sempit. Arus ini dapat menarik berbagai benda dari bibir pantai ke tengah laut.
Arus Pecah
Lantas bagaimana hubungan antara arus pecah dan baju hijau di laut? Perlu diketahui, meski air laut memiliki warna biru tetapi sejumlah benda yang ada didasar laut seperti pasir, karang, dan rumput laut yang terkena paparan sinar matahari, bisa berubah menjadi warna kehijauan.
Ketika Anda berenang dan terjebak di Kalau kamu berenang di laut atau terjebak di arus pecah plus mengenakan pakaian yang didominasi warna hijau maka akan sulit terlihat dari permukaan karena warnanya akan menyatu dengan perairan yang juga berwarna hijau.
Dengan begitu, maka banyak orang yang tak sadar bahwa ada seseorang yang sedang tenggelam atau terseret ombak laut. (cr03)