TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Bagi Ipda Dede Suprianto suasana Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah atau Lebaran tahun 2021, tidak ada yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) itu tetap mengemban tugas sebagai abdi negara.
Dede bersama anggotanya mendapat mandat untuk berjaga di Pos Penyekatan Mudik, Bitung, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.
Tugas itu menyusul adanya larangan mudik yang telah diberlakukan pemerintah sejak 6-17 Mei mendatang.
"Tidak ada libur, apalagi mudik untuk saya dan para anggota lainnya. Kami tetap berjaga saat lebaran di pos penyekatan," ujarnya ditemui Poskota.co.id, di Pos Penyekatan Bitung, Senin (10/5/2021).
Perwira muda berusia 24 tahun itu menuturkan, polisi adalah abdi negara. Karena itu, apa yang diperintahkan negara sudah semestinya dilaksanakan.
"(Sebenarnya) saya juga punya keinginan untuk bertemu keluarga. Cuma yang namanya tugas kita harus laksanakan. Apapun perintah dari negara saya laksanakan," ucapnya.
Dede mengaku, suasana Lebaran tahun lalu juga dengan larangan mudik. Apalagi saat itu pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia.
Alhasil, pria yang mengawali pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2014 ini cuma bertemu dengan keluarga melalui smartphone.
"Melalui hanphone dengan video call menyapa ibu dan bapak. Dengan teknologi itu setidaknya bisa sedikit mengobati rasa rindu," paparnya.
Meskipun Dede tak menampik waktu berkualitas adalah dengan berkumpul bersama keluarga dan itu tidak akan tergantikan.
Apalagi, satu hal yang dirindukannya yaitu masakan ketupat sayur, opor ayam yang semuanya adalah buatan sang ibu.
"Susah diungkapkan dengan kata-kata terkait rasa rindu ketika bersama keluarga makan ketupat sayur dan kegiatan yang lain. Tapi, saya sadar keselamatan keluarga lebih penting," ungkap pria yang masih berstatus lajang itu.
Menurutnya, pandemi Covid-19 bisa berakibat fatal dengan keselamatan keluarga atau orang-orang yang dicintai.
"Daripada di kemudian hari kita menangis karena keluarga terpapar Covid-19. Bahkan amit-amit bisa meninggal dunia," jelas pria asal Kalimantan itu.
Karena itu, Dede berharap, masyarakat bisa memahami dan mematuhi adanya larangan untuk mudik dari 6-17 Mei demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Keterbatasan Ekonomi
Dede mengaku, menjadi polisi adalah pilihannya. Bukan dari paksaan siapapun, apalagi kedua orang tua. Justru malah sebaliknya.
"Menjadi polisi pilihan saya sendiri dan karena tidak mau menyusahkan orang tua. Saya berasal dari keluarga yang keterbatasan ekonomi," sebutnya.
Sejak lulus pendidikan SMA, Dede sempat berkeinginan untuk bekerja dalam membantu perekonomian keluarga. Namun keinginan itu berubah.
"Saya juga berpikiran ingin melanjutkan pendidikan lagi tapi yang bisa dapat pekerjaan pasti. Akhirnya saya memilih menempuh pendidikan Akpol karena gratis," tuturnya.
Selama empat tahun, Dede menjalani pendidikan Akpol di Semarang, Jawa Tengah. Hingga akhirnya dipindah tugaskan ke Polres Tangsel. (kontributor tangerang/ridsha vimanda nasution)