“JANGAN sampai kegiatan lain yang non-mudik terhambat karena aturan larangan mudik”. Ini permintaan Ketua DPR, Puan Maharani kepada pemerintah dan jajaran terkait aturan larangan mudik Lebaran.
Permintaan ini cukup beralasan karena aktivitas masyarakat juga harus dilindungi, diberi kemudahan dan kelancaran. Jangan sampai terhambat, terganggu sebuah aktivitas. Maknanya satu aktivitas yang dilakukan (digelar) jangan sampai mengganggu aktivitas yang lain.
Bahwa ada aktivitas yang lebih urgen adalah benar adanya. Kepentingan negara di atas segalanya, tetapi kepentingan masyarakat jangan lantas terabaikan. Inilah perlunya keselarasan dalam pelaksanaan.
Kita meyakini, petugas di lapangan sudah mendapat bekal secara terpusat dan menyeluruh dalam mengatasi problema, termasuk ketika melarang mudik berimbas kepada terganggunya kegiatan masyarakat di luar mudik.
Inilah yang disebut bagaimana mengantisipasi imbas larangan mudik yang dapat mengganggu, lebih-lebih merugikan kegiatan masyarakat di luar urusan mudik seperti pernah disinggung melalui kolom ini pekan lalu dengan judul “Antisipasi imbas larangan mudik”.
Jangan sampai timbulkan kesan, yang dilarang orang- orang yang mudik, tetapi yang tidak mudik ikut terkena dampaknya.
Kita berharap sekecil apa pun hendaknya imbas tidak terjadi. Ini harus dihindari, mengapa? Jawabnya larangan mudik pada masa sekarang baru pada pekan pertama dari dua pekan yang diberlakukan atau masih tiga pekan lagi untuk periode waktu peniadaan mudik Lebaran.
Kebijakan yang kami sebut “urgen” ini harus didukung semua pihak, utamanya masyarakat, baik yang mudik atau tidak mudik. Kebijakan ini pun sedang menjadi sorotan publik. Sedikit berimbas kepada hal yang merugikan publik, akan cepat menjalar dan menjadi viral.
Suatu pekerjaan besar memang membutuhkan kesabaran lebih, tak hanya dalam hal koordinasi, juga kolaborasi dalam pelaksanan di lapangan. Tak kalah pentingnya cepat mengambil keputusan dalam situasi emergency.
Bagi kita, masyarakat hendaknya memahami bahwa larangan mudik itu bukan berarti mengekang. Melarang itu sejatinya melindungi terhadap sesuatu yang kemungkinan bakal terjadi, sesuatu yang buruk dan berbahaya bagi keselamatan jiwa.
Tak perlu diurai lagi mengapa ada larangan mudik, karena pembaca sudah paham betul maksud dan tujuannya. ( jokles)