Gencarkan Larangan Mudik, Doni Monardo: Agar Korban Covid Tak Berderet, Tak Apalah Mulut Ini Cerewet

Kamis 06 Mei 2021, 11:20 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo didampingi Wagub Sumsel Mawardi Yahya, saat Rakor Penanganan Covid-19 dan Larangan Mudik di Kantor Gubernur Sumsel, Rabu (5/5/2021) sore. (foto: ist)

Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo didampingi Wagub Sumsel Mawardi Yahya, saat Rakor Penanganan Covid-19 dan Larangan Mudik di Kantor Gubernur Sumsel, Rabu (5/5/2021) sore. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di Bumi “Wong Kito Galo”, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyuguhkan pantun. Pantun dibawakan menjelang waktu berbuka puasa.

Pantun disampaikan Doni di penghujung acara Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 dan Larangan Mudik di Kantor Gubernur Sumatra Selatan, Jalan Kapten A. Rivai No.3, Sungai Pangeran, Kota Palembang, Rabu (5/5/2021) sore.

Begini bunyi pantun:

Belum minum bikin tenggorokan seret

Menjelang buka siapkan es dawet

Agar korban covid tidak berderet

Tak apalah mulut ini harus selalu cerewet.

Pada kesempatan ini Doni mengajak semua pihak gencar menyosialisasikan larangan mudik Lebaran 2021 sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Larangan mudik tersebut juga sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Komando Bapak Presiden jelas, yaitu larangan mudik. Jangan lagi dinarasikan aneh-aneh. Jangan pula ditafsir macam-macam. Dilarang artinya ya dilarang, tidak boleh mudik,” tegas Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Data BNPB per 3 Mei 2021 menyebutkan, terdapat 10 Kabupaten/ Kota di Sumatra Selatan yang mengalami tren kenaikan jumlah kasus aktif. Pada tingkat provinsi, Sumatra Selatan juga menunjukkan tren kenaikan jumlah kasus aktif.

Kemudian per 4 Mei 2021, jumlah kasus aktif di Sumsel 1.417 (6.76 persen) di atas kasus aktif nasional yang 5.88 persen. Sementara jumlah kasus sembuh 18.499 (88,30%) di bawah kasus sembuh nasional yang 91.39%. Sedangkan, jumlah kasus meninggal 1.033 (4.93%) di atas  kasus meninggal nasional yang 2.74%.

“Beberapa bulan lalu, Sumatra Selatan relatif landai. Tapi hari ini, sudah menunjukkan tren naik, bahkan menempati urutan ketiga nasional. Jadi, saya tekankan, jangan anggap enteng Covid-19. Sekali lagi, jangan anggap enteng! Ingat, masih ada 17 persen masyarakat kita yang tidak percaya Covid-19 itu ada,” kata Doni, dalam keterangan tertulis yang diterima Poskota.co.id.

Pejabat Harus Cerewet

Doni menambahkan, para pejabat harus mau cerewet. Bahkan, cerewetnya pejabat saja tidak cukup, tetapi harus melibatkan para tokoh masyarakat, tokoh agama. Jangan kendur menerapkan protokol kesehatan. Jalankan larangan mudik dengan penuh tanggung jawab untuk keselamatan rakyat.

“Bapak Wagub, harap berkoordinasi dengan Bapak Pangdam, Bapak Kapolda, dan Forkopimda lainnya untuk menyediakan sarana karantina. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, daripada menyesal kemudian tak ada guna,” ujar mantan Danjen Kopassus itu kepada Wagub Sumsel Mawardi Yahya, yang mendampingi Doni Monardo memimpin Rakor.

Menurutnya, sudah banyak terjadi para pemudik pulang membawa virus. Begitu ia kembali ke kota, yang ditinggal terpapar Covid. Karena faskes di daerah kurang memadai, akhirnya meninggal. Di satu daerah, bahkan seorang pemudik membawa virus dan menularkan ke satu RT. 

“Janganlah kita masa bodoh dan anggap enteng. Ingat, kasus India harus jadi pelajaran. Negara yang semula landai bahkan hampir bisa mengendalikan Covid-19, hanya karena perayaan tradisi, pelonggaran kegiatan olahraga, mendadak melonjak mengerikan. Kalau sudah seperti itu, sangat sulit mengendalikan. Berapa pun biaya tidak akan pernah cukup,” imbuh Doni Monardo.

Lebih lanjut ia melengkapi dengan imbauan, agar kita mengerjakan kebajikan dengan saling menasihati untuk kebenaran, dan menasihati untuk kesabaran.

“Bersabarlah untuk tidak mudik. Mudik bisa diganti dengan silaturahim virtual. Dana mudik bisa ditransfer ke kampung untuk membantu kerabatnya. Niscaya, kita berada di jalan yang benar,” pungkasnya.

Tenaga Ahli BNPB, Egy Massadiah menerangkan, kedatangan Doni Monardo di Sumsel merupakan bagian dari rangkaian kampanye penanggulangan Covid-19 di Pulau Sumatra. 

"Rabu siang kami ke Sumatera Selatan, Kamis (6/5/2021) ke Jambi lewat jalur darat. Maka lengkaplah 10 provinsi yang ada di Sumatra telah disambangi Ketua Satgas Doni Monardo," jelas Egy Massadiah yang ikut mendampingi.

Menurutnya, kehadiran Doni ke Palembang menjadi penting, mengingat dua alasan. Pertama, jumlah kasus aktif meningkat. Kedua, menjelang musim mudik Lebaran. (ril)

Berita Terkait
News Update