LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak kini tengah menganggarkan Rp 506 juta untuk pengadaan delapan unit alat pendeteksi Covid-19 yakni GeNose.
Alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gajah Madha (UGM) itu nantinya akan ditempatkan di enam destinasi unggulan di Kabupaten Lebak, yakni Pantai Sawarna, Bagedur, Museum Multatuli, Baduy, Pemandian air panas Tirta Lebak Buana, dan Gunung Luhur alias Negeri di Atas Awan.
Alat tersebut ditargetkan akan dapat digunakan pada libur panjang hari raya Idulfitri nanti.
"Saat ini sudah dalam proses lelang di ULP. Kami targetkan GeNose dapat mulai difungsikan pada libur Lebaran nanti, " kata Kepala Disbudpar Lebak Imam Rismahayadin kepada Poskota.co.id di ruang kerjanya, Senin (3/5/2021).
Imam mengatakan, nantinya GeNose itu akan dihibahkan dan pertanggungjawabannya akan diserahkan secara penuh kepada pengelola ke enam destinasi wisata itu.
"Saat ini mungkin hanya untuk enam destinasi wisata saja, namun nanti kedepannya kita targetkan di semua destinasi wisata terdapat alat GeNose," ujanya.
Sebelumnya, para pengelola destinasi wisata akan mendapatkan sosialisasi dan pemahaman mengenai tata cara menggunakan alat GeNose itu.
"Jadi nanti akan dihibahkan alat GeNose beserta hefa Filter, dan juga kantung udaranya, tapi kedepan pengelola wisata yang akan menyediakan kantungnya. Nanti pengelola akan terlebih dahulu kita ajari cara menggunakannya," kata Imam.
Kabid Destinasi pada Disbudpar Lebak Luli Agustina mengatakan, nanti untuk setiap test covid-19 melalui alat GeNose itu akan dikenakan harga kisaran Rp40 ribu per orangnya.
"Untuk harga akan kita sepakati terlebih dahulu dengan para pengelola destinasi wisata lainnya yang menggunakan alat GeNose itu. Biasanya menyesuaikan dengan tarif yang di KRL yakni Rp40 ribu, jauh lebih murah dibandingkan test anti gen ataupun swab, " katanya.
Ia menyebut, tidak semua wisatawan diwajibkan untuk menjalani test GeNose itu, namun hanya perlu satu orang saja dari setiap rombongan wisata yang wajib jalani test GeNose. Untuk setiap tesnya sendiri diperkirakan hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
"Jadi tidak wajib semua, hanya salah satu dari rombongan wisata. Misalkan ada 10 orang rombongan, tapi yang harus di tes hanya satu orang saja. Dan jika pada tes itu orang yang bersangkutan dinyatakan positif, maka orang itu beserta rombongannya dilarang untuk masuk destinasi wisata, dan diperintahkan untuk pulang menjalani isolasi mandiri," paparnya.
Dan jika dalam rest GeNose itu terdapat pasien yang positif, maka pengelola wisata perlu mengganti hefa filter yang digunakan.
Di akhir, dirinya berharap, dengan adanya GeNose ini dapat mencegah adanya klaster penyebaran virus corona atau Covid-19 khususnya di lingkungan destinasi wisata.
"Harapanya adalah jangan sampai ada klaster baru, Lebak ini sudah masuk zona kuning. Jangan sampai berubah lagi ke zona merah dengan dibukanya kembali destinasi wisata. Untuk itu kami mengimbau kapada para pengelola wisata untuk menyiapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat di lingkungan destinasi, dan dari wisatawannya harus taat prokes juga, " pungkasnya. (kontributor banten/yusuf permana)