Antisipasi Mobilitas Penduduk ke Daerah Wisata

Sabtu 24 Apr 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi Sental Sentil Antisipasi Mobilitas Penduduk ke Daerah Wisata. (ucha)

Ilustrasi Sental Sentil Antisipasi Mobilitas Penduduk ke Daerah Wisata. (ucha)

MOBILITAS penduduk kian dibatasi, utamanya yang terkait langsung dengan perjalanan mudik lebaran. Ini sejalan dengan ditambahnya jadwal larangan mudik dari sebelumnya H-7  hingga H+7 lebaran, menjadi H-14 hingga H+ 14 lebaran.

Artinya sejak 22 April hingga 24 Mei diberlakukan peniadaan atau pun  larangan mudik lebaran.

Istlahnya boleh tidak sama, tetapi substansi dari kebijakan tersebut adalah upaya membatasi pergerakan masyarakat untuk mudik lebaran.

Seperti telah disinggung sebelumnya melalui kolom ini bahwa masyarakat dimungkinkan akan memilih mudik jauh hari sebelum H-7 atau setelah H+7 lebaran dengan sejumlah alasan.

Tetapi dengan ditambahnya rentang waktu penidaaan mudik, membuat pergerakan mudik akan berubah.

Tetap melanjutkan rencana mudik sebelum H-7 dengan melengkapi persyaratan yang ditentukan, atau sama sekali menunda mudik.

Meski begitu kemungkinan meningkatkanya mobilitas penduduk mulai akhir bulan ini perlu diantisipasi untuk mencegah timbulnya kerumunan.

Memecah kerumunan juga perlu dipersiapkan sedemikian rupa bersamaan dengan pemeriksaan dokumen perjalanan para pemudik.

Yang tak kalah pentingnya adalah mengantisipasi munculnya kerumunan akibat meningkatnya pergerakan masyarakat di daerah aglomerasi seperti di kawasan Jabodetabek.

Kita tahu aglomerasi  adalah kesatuan wilayah yang terdiri dari beberapa pusat kota ( kabupaten) yang saling terhubung satu sama lain. Kawasan yang sudah menyatu atau disatukan oleh kegiatan sosial ekonomi masyarakatnya.

Selain Jabodetabek, terdapat pula Bandung raya ( yang terdiri dari Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Bandung Barat). Ada juga Jogja Raya dan Solo Raya. Totalnya ada 37 kota masuk kawasan aglomerasi yang tidak terkena larangan mudik.

Masyarakat tidak mudik lebaran, tetapi mobilitas menuju lokasi tertentu seperti tempat wisata ,akan meningkat, apalagi di daerah aglomerasi ini, menyimpan banyak destinasi yang selalu penuh dikunjungi masyarakat bersamaan liburan lebaran di Jabodetabek terdapat Ancol, Kota Tua, Monas, Bonbin Ragunan, TMII, Kebun Raya Raya Bogor dan masih banyak lagi.

Di Bandung Raya terdapat banyak tujuan wisata yang tak kalah menariknya. Di akhir pekan saja, kota Bandung sekitarnya sudah macet.Begitu juga di Yogyakarta dan Solo. Antisipasi kerumunan massa di lokasi wisata patut menjadi perhatian.

Kita berharap jangan sampai kerumunan tidak terjadi pada pergerakan mudik, akibat adanya larangan, tetapi melonjak pada kawasan wisata.

Jangan sampai ketat di satu sisi, tetapi longgar di tempat lain. Menjadi bahan renungan kita bersama. (jokles)

Berita Terkait

Perlu Berkaca dari India

Senin 26 Apr 2021, 06:30 WIB
undefined
News Update