Setelah situasi Indonesia sudah aman dan kondusif, kata Abdul, beliau kembali fokus mengembangkan lembaga pendidikannya dan para santri kembali melanjutkan belajar menuntut ilmunya.
Masjid Jami At-Taqwa Ujung Harapan ini tak hanya menjadi pusat pembelajaran bagi santri. Akan tetapi, juga menjadi keilmuan bagi masyarakat sekitar lantaran ketokohan dari KH Noer Ali sudah begitu melekat sebagai guru besar khususnya masyarakat muslim yang berada di wilayah Bekasi.
Awal pendiriannya masjid ini tampak biasa saja. Namun, setelah mengalami pemugaran atau renovasi besar-besaran sebanyak dua kali, penampakan masjid yang berada di area pesantren yang memiliki luas 13 hektare tersebut kini terlihat megah dengan ornamen khas pilar-pilar besar layaknya masjid di wilayah timur tengah.
Abdul menuturkan, area pesantren ini mempunyai tanah yang berstatus tanah wakaf dan bersertifikat wakaf yang kini kurang lebih seluas 130.000 meter persegi.
Menurutnya, kawasan pondok pesentren At-Taqwa menjadi tenar dengan julukan kota santri lantaran para santrinya didominasi oleh warga sekitar. Keberadaannya juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menjadi pusat budaya, sejarah maupun pendidikan agama Islam.
Apalagi, lanjut dia, makam KH Noer Alie masih berada pada satu komplek pesantren tersebut yang kini menjadi wisata religi untuk berziarah.