ANDREW yang memiliki hobi berkebun buah anggur di tengah panasnya suhu Kota Bekasi itu berbuah manis lantaran hobinya tersebut bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Memanfaatkan lahan kosong depan rumahnya yang memiliki luas 10x8 meter yang ia sulap menjadi kebun anggur itu baru saja dipanen. Hanya ada tersisa bibit anggur di pot kecil yang baru ia tanam dan beberapa buah anggur hijau yang diprediksi akan panen sekitar tiga bulan lagi.
Menurutnya, jika sudah matang nanti berat satu bongkahnya bisa mencapai tiga kilogram. Warnanya pun akan berubah menjadi hitam keunguan. Seluruh bibit anggur yang kini ia tekuni berasal dari negara Ukraina.
"Bibit sendiri dari Ukraina, ada 80 jenis tapi kita seleksi jadi 20 jenis. Karena kan iklim di sana dan di sini beda. Jadi, nanti sudah kita sesuaikan mana yang bisa berbuah paling banyak," ujar dia.
Selain dapat tumbuh dengan mudah, mengurus tanaman yang berjenis merambat ini juga terbilang sederhana, hanya perlu disiram tiga hari sekali. Hasilnya dapat dipanen setelah tiga bulan bahkan empat bulan apabila indukannya sudah berbuah.
"Kalau nunggu panennya sekitar 90 hari bahkan ada 120 hari. Tapi kalau proses dia dari bibit hingga menjadi buah butuh waktu sekitar delapan bulan," katanya.
Andrew menambahkan, hobi sekaligus menjadi bisnis yang ia tekuni tersebut bukan untuk menjual buah hasil panen, melainkan menjual bibit pohon yang dipasarkan secara daring.
Dengan komunitasnya yakni Anggur Bekasi Komunitas (ABK), saat ini budidaya bibit pohon anggur banyak dicari masyarakat sebab budidaya anggur menjadi ramai dan bisa menghasilkan uang.
Andrew melanjutkan, dari hobinya itu dia mendapatkan penghasilan tambahan. Dia yang bekerja sebagai pegawai ekspedisi jasa pengiriman barang itu mengaku bisa meraih omzet sebesar Rp12 juta hanya dengan menanam buah anggur tersebut.
"Kurang lebih hampir Rp12 juta lebih setiap saya mendapatkan keuntungan dengan mengirimkan bibit anggur dari Bekasi keseluruh wilayah di Indonesia, kemarin saja ada yang pesan dari Surabaya,” kata Andrew.
Menurut Andrew, harga bibit anggur hasil berkebunnya dipatok berdasarkan ukuran. Harga untuk ukuran 40 hingga 60 cm dibanderol dengan harga Rp150 ribu dan yang paling mahal ia jual yakni seharga Rp2,5 juta untuk ukuran yang sudah setinggi 3,5 meter.
"Kalau ukuran sih ragam ya, tapi peminat itu banyak yang beli tanaman anggur yang sudah berbuah," ungkapnya.
Sebelum anggur, dia juga sempat menanam buah tin yang bibitnya diimpor dari Yordania. Namun, hal itu tak berlangsung lama karena harganya sangat jatuh ketika ada penjual dari wilayah luar kota yang menjual turun dari harga pasar.
"Harga jatuh ketika ada di luar kota hanya menjual Rp20 ribu per bibitnya, padahal saya dulu modal Rp150 ribu per bibit, karena dirasa rugi akhirnya saya coba anggur karena harganya stabil," ujar dia.
Kedepannya, kata Andrew, dirinya berharap dari hobinya ini bisa terus berkembang dan bisa membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk nantinya menjadi peluang usaha.
"Saya sih harapannya bisa membantu orang ya. Syukur-syukur jika hobi ini bisa jadi peluang usaha," tuturnya. (kontributor bekasi/akhmad nursyeha)