JAKARTA, POSKOTA. CO.ID – Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,7 memicu guncangan sedang hingga kuat beberapa wilayah Jawa Timur (Jatim) Sabtu (10/4) siang.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai Sabtu sore, pk. 18:00 ada 6 orang yang meninggal dunia yang berasal dari Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, serta sekitar 300 rumah warga rusak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati mengungkapkan, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di beberapa wilayah administrasi, antara lain Kabupaten Malang, Blitar, Lumajang dan Kota Malang melaporkan intensitas guncangan gempa yang terjadi pada pukul 14.00 WIB.
Terkait dengan parameter gempa, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan parameter gempa M6,1. Pusat gempa berada di laut dengan jarak 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jatim, dengan kedalaman 80 km.
BPBD Kabupaten Malang menginformasikan guncangan dirasakan sedang hingga kuat selama 5 detik. Masyarakat setempat tidak panik.
Sedangkan Kota Malang, BPBD melaporkan guncangan selama 12 detik dengan intensitas sedang. Masyarakat Malang panik dan berhamburan keluar bangunan.
Hal serupa dirasakan masyarakat Blitar yang merasakan guncangan kuat selama 30 detik. Mereka berhamburan keluar bangunan karena panik.
Di kabupaten Lumajang, masyarakat di sana merasakan guncangan selama 20 detik. BPBD memantau masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah.
Sementara itu, BMKG melaporkan guncangan gempa bumi dengan parameter MMI sebagai berikut, Turen V MMI. Skala V MMI menggambarkan getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Wilayah Karangkates, Malang dan Blitar IV MMI. Skala ini menggambarkan bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menginformasikan bahwa lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” ujarnya melalui siaran pers BMKG, Sabtu (10/04/2021).
Prayitno menambahkan bahwa hingga pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. (johara)