RIMBAWAN. Tak banyak orang mengetahui bahkan mungkin bertanya-tanya soal pekerjaan rimbawan. Sangat disayangkan. Sebuah pekerjaan mulia namun tidak dikenal masyarakat luas. Padahal pengabdian dan pengorbanan mereka di bidang lingkungan hidup dan konservasi alam sungguh luar biasa demi kemaslahatan manusia.
Hari Bakti Rimbawan ke-38 baru saja diperingati oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Renungan suci juga digelar di Tugu Pahlawan Rimbawan Kampus Gunung Batu Bogor. Merefleksi diri sebagai abdi masyarakat, abdi negara dan abdi lingkungan.
Rimbawan sejatinya pekerjaan mulia dan penuh risiko. Baik yang bertugas sebagai polisi kehutanan, maupun yang bertugas memelihara ekosistem hutan. Semua dilakukan dengan sepenuh jiwa dan penuh keikhlasan. Mereka bertaruh nyawa dalam mengemban tugas menjaga kekayaan negara.
Dalam tugasnya para rimbawan tak jarang harus menempuh medan berat. Menyeberangi sungai dan lautan, serta keluar masuk hutan. Tak sedikit rimbawan gugur dalam tugas. Ada yang kehilangan nyawa saat mengendalikan kebakaran hutan, tidak sedikit pula yang meninggal dunia di dalam hutan.
Namun tugas berat para rimbawan nyaris tak terdengar dan tidak banyak disorot publik. Padahal mereka pantas disebut sebagai pahlawan lingkungan hidup. Sudah saatnya pemerintah memberi apresiasi dan pemghargaan tinggi kepada para rimbawan.
Mereka adalah pejuang yang hidupnya didedikasikan untuk kelestarian alam dan kelangsungan hidup ekosistem. Meski tidak mengharap pujian, tapi mereka pantas dipuji, pantas mendapat apresiasi dan berhak mendapatkan kehidupan layak. Ini adalah PR pemerintah untuk mensejahterakan para rimbawan.**