Kunjungi Situs Liyangan Temanggung, Koord Stafsus Presiden: Ini Laboratorium Peradaban Masa Lalu
Kamis, 11 Maret 2021 16:03 WIB
Share
Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana dan Staf Khusus Presiden RI Sukardi Rinakit saat mengunjungi Situs Liyangan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dalam rangka Perjalanan Budaya.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana dan Staf Khusus Presiden RI Sukardi Rinakit mengunjungi Situs Liyangan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dalam rangka Perjalanan Budaya.

Dari kunjungan ke situs yang baru ditemukan pada 2008 itu, diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sudah memiliki teknologi pertanian, permukiman dan mitigasi bencana alam yang baik. 

Ari Dwipayana menekankan bahwa  situs Liyangan dapat terus  dimanfaatkan  untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, membangun nilai-nilai kebanggaan bangsa dan juga sebagai pilihan destinasi wisata heritage.  

Apalagi, Situs Liyangan merupakan situs yang lengkap sebagai sebuah penemuan peradaban masa lalu 

Baca juga: Koordinator Stafsus Presiden RI, Tekankan Perubahan Cara Pandang Pelestarian Cagar Budaya

“Ini seperti yang dijelaskan Pak Kepala BPCB Jateng bahwa peradaban Liyangan berakhir saat Gunung Sindoro meletus di sekitar abad 11 Masehi, namun tidak ada korban jiwa. Ini luar biasa mitigasi bencana leluhur kita perlu dipelajari,” ujar Ari di Situs Liyangan, Temanggung, Rabu (11/3/2021)

Kepala BPCB Jawa Tengah Sukron Edi menjelaskan, situs Liyangan merupakan sebuah situs berupa peradaban sebuah kota kecil di zaman Mataram Kuno yang aktif sekitar abad ke 2-11 masehi. Peradaban Liyangan berakhir saat Gunung Sindoro meletus. 

“Yang hebat kami sama sekali tidak menemukan korban baik penduduk maupun hewan ternak. Artinya mitigasi kebencanaan leluhur kita sangat baik saat itu,” tutur Edi.

Saat ditemukan, situs Liyangan tertimbun tanah sekitar 5 meter. Luas situs Liyangan dibagi dalam dua zona.

Baca juga: Kunjungan Koordinator Stafsus Presiden ke BPCB Jatim: Menguatkan Literasi Masa Lalu sebagai Fondasi Masa Depan

Halaman
1 2