ADVERTISEMENT

Banten Negeri Jawara, Ratusan Padepokan Pencak Silat Bertebaran, Tapi Kini Banyak yang Beda Gerakan

Senin, 22 Februari 2021 15:54 WIB

Share
Banten Negeri Jawara, Ratusan Padepokan Pencak Silat Bertebaran, Tapi Kini Banyak yang Beda Gerakan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SERANG - Seni bela diri bagi masyarakat Banten sudah bukan barang baru. Berkat kepiawaian para leluhur kasepuhan, kesenian itu hingga kini masih eksis berdiri dan terus berkembang di Banten. 

Untuk itu, tidak heran jika Banten disebut sebagai negeri Jawara, karena setidaknya terdapat 159 padepokan pencak silat bertebaran dan masih aktif di Provinsi Banten.

"Para kasepuhan kami, awalnya hanya mempunyai satu padepokan pencak silat, namun kemudian seiring perjalanan waktu padepokan itu terus bertambah," kata ketua Padepokan Debus Surosowan, Suminta Idris, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Wali Kota Tangerang Ajak Kembangkan Pencak Silat dan Lestarikan Budaya Asli Indonesia

Idris menambahkan, menjamurnya padepokan silat di Banten itu merupakan pengembangan dari para pesilat yang awalnya berguru kepada kasepuhan.

Seiring perkembangan waktu, para murid yang belajar silat itu juga kemudian mendirikan padepokan baru, dengan teknik gerakan yang tidak jauh berbeda.

"Meskipun ada beberapa variasi perbedaan gerakan, namun inti dari gerakan itu sama dengan apa yang ia dapatkan dari sang guru," jelasnya.

Baca juga: Makin Diakui Dunia, Pencak Silat Indonesia Raih Sertifikat Warisan Budaya Tak Berwujud dari UNESCO

Namun Idris menampik jika kondisi itu merupakan sebuah perpecahan. Menurut Idris, banyaknya padepokan pencak silat itu merupakan salah satu cara para pendekar melestarikan kebudayaan asli Banten agar tidak punah tergerus oleh arus jaman.

"Masing-masing padepokan kan menyiapkan generasi penerusnya sampai turun temurun, tapi guru asalnya tetap satu," ungkapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT