Harga Cabai Rawit Merah di Pasaran Tembus Rp100 Ribu/Kg Gegara Petani Gagal Panen Imbas Banjir

Minggu 21 Feb 2021, 23:30 WIB
Pedagang cabai di Pasar Senen Blok VI, Jakarta Pusat. (Yono)

Pedagang cabai di Pasar Senen Blok VI, Jakarta Pusat. (Yono)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Harga cabai rawit merah di pasaran kembali melambung tinggi hingga membuat pedagang dan para ibu rumah tangga bingung.

Dari pantauan poskota di Pasar Senen Blok VI, Jakarta Pusat, pada Minggu (21/2/2021), harga cabai rawit merah mencapai Rp100 ribu/kg. Sedangkan untuk harga cabai rawit ijo Rp65 ribu/kg, cabai merah Rp50 ribu/kg dan cabai merah kriting seharga Rp60 ribu/kg.

Odi, salah satu pedagang cabai di pasar Senen Blok VI mengatakan kenaikan harga cabai dampak dari curah hujan yang tinggi mengakibatkan banyaknya petani cabai gagal panen sehingga pasokan untuk pedagang menipis.

"Alasan kenaikannya sih, karena pasokan tipis dari petaninya, karena banyak yang gagal panen akibat banjir," kata Odi.

Belum stabilnya harga cabai membuatnya bingung untuk menjual secara eceran.

"Kalau di sini kan ibu-ibu banyak yang beli bukan kiloan. Tapi beli Rp10 ribu campur (bermacam jenis cabai) nah kita gimana ngelayaninya," ujarnya.

Harga bawang merah juga terpantau mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp25 ribu/kg menjadi Rp35 ribu/kg. Harga bawang putih juga naik dari awalnya Rp25 ribu/kg menjadi Rp28 ribu/kg.

Untuk harga telur masih mengalami fluktuasi, yakni sekitar Rp25/kg. Namun pada tiga hari sebelumnya ini 25 mengalami penurunan dibanderol dengan harga Rp24 ribu/kg.

"Harga telur masih turun naik, kemaren Rp24 ribu sekilonya, sekarang Rp25 ribu. Besok juga denger-denger bisa naik. Belum stabil sih harganya," kata salah satu pedagang telur di Pasar Senen Blok VI.

Sementara harga daging ayam mengalami penurunan. Di pasar Proyek Senen Blok III, daging ayam dibanderol dengan harga Rp28 ribu/kg.

Menurut Tarno, salah satu pedagang daging ayam menurunnya harga diakibatkan karena sepinya pembeli.

"Harga ayam 28 ribu/kg. Itu turun Rp2 ribu, normalnya Rp30 ribu. Turunnya harga ayam karena sepi pembeli sih," ujarnya saat ditemui di lokasi.

Tarno menjelaskan, sepinya pembeli daging ayam juga karena pandemi Covid-19 di Jakarta yang tukunjung usai. Dirinya mengungkapkan sebelum virus Corona menghantam Ibukota, ia bisa menjual lebih dari 800 kg/hari.

Setiap harinya Tarno membuka lapak daging ayamnya dari pukul 04.00 sampai dengan 12.00 WIB.

"Sebelum Covid, bisa jual 800 kg sehari, setelah Covid paling banyak 300 kg, ini aja baru 100 kg sampe siang begini," keluh Tarno. (Yono/tha)

Berita Terkait

News Update