JUMLAH penduduk yang terpapar virus corona terus bertambah. Penambahan kasus harian rata-rata masih bertengger di angka 10 ribu orang.
Beragam upaya telah dilakukan untuk memutus mata rantai penularan, tetapi hasilnya belum signifikan.
Sejak awal November tahun lalu hingga kini, kasus terus bertambah.
Baca juga: Jangan Kasih Peluang Virus Mudah Menyerang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan mulai 11 hingga 25 Januari dan diperpanjang lagi sampai 8 Februari, ditengarai belum efektif menangani Covid-19.
Indikatornya, di antaranya angka penularan masih cukup tinggi.
Banyak faktor penyebabnya.
Baca juga: Duka Lara yang Panjang
Meski PPKM diterapkan, mobilitas penduduk tetap padat. Ditambah lagi, kurangnya disiplin prokes, boleh jadi, akibat kejenuhan.
Yang diperlukan adalah memaksimalkan pencegahan di segala sektor pergerakan masyarakat.
Pencegahan yang utama datang dari diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.
Baca juga: Disiplin Prokes Selamatkan Nyawa Abai Prokes Timbulkan Derita
Kita harus berpikir bahwa saat ini virus corona ada di sekitar kita. Ada di mana-mana. Di mana kita berada, di situ ada virus. Bisa di rumah kita, kantor kita, apalagi di tempat keramaian - fasilitas umum.
Fakta telah membuktikan, orang tua, ibu rumah tangga yang tak pernah pergi ke mana-mana, lebih banyak tinggal di rumah, sejak Covid, tiba-tiba tertular virus.
Memamg sih, penularan bisa berasal dari anggota keluarganya yang sering bepergian ke luar rumah atau kedatangan kerabat, tetangga atau teman.
Baca juga: Bersama Cegah Penularan, Yes Makan Bersama Lama – lama, No
Gerakan memaksimalkan pencegahan penularan harus dilakukan secara masif dengan penuh kesadaran diri. Bukan karena teguran atau peringatan.
Gerakan masif ini diupayakan tumbuh dari bawah, dari lingkungan keluarga, lingkungan RT/RW.
Persoalannya siapa yang menggerakkan dan bagaimana cara menggerakkan.
Baca juga: Hati Tetap Senang Covid Cepat Hilang
Di sinilah peran kepala daerah hingga tingkat lurah untuk membangun partisipasi masyarakat. Fokus kebijakan bukan hanya menangani kasus, menangani pasien yang positif, menangani kasus yang sudah terjadi, tetapi mencegah kasus tidak terjadi.
Yah, upaya pencegahan harus dilakukan dengan melibatkan seluruh lapisan masyakat dengan segenap potensi dan peran yang dimiliki.
Potensi dan peran masyarakat itulah yang dimaksimalkan untuk mencegah penularan. (jokles)