"Dinas LH UPK Badan Air harus benar-benar bekerja secara maksimal, bersihkan sampah-sampah di kali agar tidak menyangkut di saluran pompa hingga menyebabkan pompa tidak bekerja secara maksimal, dan bisa membuat pompa rusak, dan akhirnya kewalahan dalam menghadapi banjir yang datang," ujar Kent.
Menurut Kent, Suku Dinas Sumber Daya Air dan Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) harus berkoordinasi dengan baik dalam penanganan banjir di Ibukota.
"Harus saling bersinergi dalam menangani banjir, misalkan petugas rumah pompa tugasnya membersihkan sampah yang menyangkut di saluran pompa air, dan tugasnya Lingkungan Hidup harus segera mengangkat sampah agar tidak menumpuk di sekitaran rumah pompa," ucap Kent.
Baca juga: Sidak Rumah Pompa, Anggota DPRD DKI Kenneth Minta Dinas SDA dan LH Bersinergi Tangani Banjir
Faktanya, sambung Kent, di lapangan petugas Lingkungan Hidup UPK Badan Air tidak standby 24 jam di rumah pompa dan hanya ada petugas rumah pompa yang bekerja mengangkat sampah jika air kiriman datang dengan membawa sampah padahal pekerjaan tersebut bukan tanggung jawab dari petugas rumah pompa.
"Temuan saya di lapangan, petugas LH UPK Badan Air jam 3 sore sudah pulang dan tidak standby 24 jam di rumah pompa, karena biasanya hujan besar dan rawan banjir terjadi pada tengah malam. Dan sampah akan terbawa dengan air kiriman secara bersamaan. Petugas harus fokus dan saling bersinergi dalam menangani banjir di ibukota," tuturnya.
Menurut Kent, sampah yang menumpuk di rumah pompa harus benar-benar diperhatikan agar tidak menghambat kerja dari pompa, dan jika dipaksakan akan membuat pompa air rusak.
"Jika sampah sudah masuk ke dalam saluran pompa, itu otomatis akan membuat kerja mesin pompa menjadi lambat, karena sampah yang menyangkut di saluran pompa, dan jika dipaksakan bekerja nanti jadi rusak," tegas Kent.
Baca juga: Duh, Kabel Rumah Pompa di Jakarta Pusat Jadi Sasaran Pencurian
Dalam penanganan banjir di Jakarta, sambung Kent, harus dilakukan secara komprehensif mulai dari hulu hingga hilir. Kata Kent, Pemprov DKI harus berpikir lebih luas, bukan hanya fokus pada penanganan banjir di Jakarta saja, tetapi wajib berkoordinasi dengan daerah-daerah penyangga seperti Bekasi, Bogor, dan Tangerang.
"Pemprov DKI Jakarta harus berpikir out of the box untuk mencari solusi tentang penanganan banjir di Jakarta, dan mengoordinasikan secara intensif dengan pemerintah di sekitar DKI Jakarta yang mempunyai rekam jejak berhasil mengatasi banjir. Pemda juga harus bisa membuat kebijakan untuk mengevaluasi bangunan-bangunan, dan mewajibkan untuk membuat daerah serapan air, dan ruang terbuka hijau yang banyak. Jadi jangan nanti setelah kejadian (banjir), baru mencari kambing hitam. Biasakan sedia payung sebelum hujan," pungkas Kent.
Siaga Banjir