TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Wartiyem seorang wanita yang sedang berjuang melawan penyakit Covid-19. Kesembuhan dari virus corona adalah harapannya saat ini.
Kisah penyakit Covid-19 yang dialami Wartiyem itu diceritakan kepada Poskota.co.id, saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (27/1/2021).
Mulanya, Atik sapaan akrab Wartiyem, mengalami kehilangan indra penciuman. Tepatnya kondisi itu dirasakan sekitar 16 Januari 2021.
"Indra penciuman saya hilang. Saya enggak bisa mencium apapun, enggak terasa apa-apa di hidung," ucapnya saat memulai bincang-bincang.
Baca juga: Waspadai Hilang Penciuman Bisa Jadi Gejala Baru Covid-19
Ibu dua anak itu lantas khawatir dirinya terpapar virus dari Wuhan tersebut. Kondisi tanpa indra penciuman itu dan kekhawatirannya diceritakan kepada sang suami.
"Iya, saya ceritakan. Perasaan itu (Covid-19) sudah yakin saja karena keesokan harinya juga masih sama," tuturnya.
Selang tiga hari kemudian, sejak pertama kali merasakan kehilangan indra penciuman, Atik beserta suami dan anaknya memutuskan untuk test swab PCR.
Tes itu dilakukan di Puskesmas Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (19/1/2021).
"Setelah swab diberitahu hasilnya 7-14 hari. Saya kira hasilnya itu bisa cepat, besok atau lusa gitu. Karena penasaran banget," sebutnya.
Karena tidak sabar menunggu lama, Atik memutuskan untuk kembali test swab yang dilakukannya di Rumah Sakit Eka Hospital, Kecamatan Serpong.
"Jelang semingguan dari tes di puskesmas, saya ke Eka Hospital. Dan ternyata hasilnya tidak lama keluar yakni saya dinyatakan positif Covid-19," ungkapnya.
Baca juga: Pasien Covid-19 Diminta Isolasi Mandiri Dirumah, Benyamin Davnie: Yang Sehat Mengungsi
Melihat hasil tersebut, Atik langsung memilih untuk isolasi di rumah. Hasil itu juga diberitahukan kepada pihak Puskesmas Setu.
"Saya ditawarkan dari Puskesmas mau isolasi mandiri di rumah atau di luar. Saya pilih di rumah karena saya kira anak juga terkena tapi hasil di Puskesmas belum keluar," paparnya.
Dari pihak Puskesmas, Atik diberitahu bahwa kendala hasil tes swab belum keluar karena laboratoriumnya mengalami rusak. Alhasil butuh waktu lebih lama.
Baca juga: Pantau Penyebaran Covid-19, Puskesmas Kelurahan Pulau Panggang Lakukan Swab Test Gratis
Akhirnya, Atik menceritakan, sang suami melakukan tes swab di rumah sakit tempat yang berbeda. Hasilnya pun keluar dinyatakan negatif.
"Suami tes swab juga akhirnya di rumah sakit berbayar sama seperti saya. Tesnya itu kami bayar Rp900 ribu satu orang. Dan selang beberapa hari hasilnya suami negatif," paparnya.
Kemudian, Atik mengaku kekhawatirannya tinggal kepada dua buah hatinya. Wanita berusia 39 tahun ini meminta sang suami untuk mengajak anak melakukan tes swab di RS.
"Anak-anak akhirnya tes swab juga di RS. Dan belum lama ini baru keluar hasilnya mereka negatif. Tes swab itu bayar juga Rp900 ribu," imbuhnya.
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Polres Bogor Gelar Swab Test Gratis di Jalan Transyogi Jonggol
Atik mengakui, tes swab yang dilakukannya bersama keluarga di rumah sakit menguras biaya cukup mahal. Sedangkan, suami hanyalah seorang sopir pribadi.
"Suami saya sopir pribadi kerjaannya. Gajinya hanya UMR saja (Rp 4 juta-an). Dengan gaji segitu, tes swab Rp900 ribu dikali empat orang, sudah habis berapa coba," tandasnya.
Kendati demikian, Atik mengaku hal yang dialaminya tersebut adalah bentuk ujian. Meski telah keluar uang banyak, dikatakanya, banyak mukjizat yang datang.
"Walaupun banyak keluar uang, alhamdulilah kami tidak kekurangan. Aku bersyukur saja banyak mukjizat datang. Teman-teman berikut tetangga sekitar pada baik dan bantu kami," sebutnya.
Baca juga: Cerita Penyintas Corona, Sembuh usai Jalani Isolasi Mandiri di Rumah
Atik menyebut, tetangga sekitar juga mendukung dirinya untuk tetap semangat berjuang melawan virus corona dan bisa cepat sembuh.
"Cuman saya ngebatin saja menunggu hasil puskesmas lama dan sempat merasakan sesak napas juga. Tapi ya sudah, saat ini saya sudah merasa lebih baik," tuturnya.
Saat ini hanya Atik yang masih dinyatakan positif Covid-19. Ironisnya, suami yang hasilnya negatif belum diperbolehkan bekerja oleh pimpinannya.
"Belum boleh bekerja karena suami dianggap kontak dengan saya yang positif. Padahal dia hasilnya negatif. Akhirnya isolasi mandiri saja di rumah," paparnya.
Baca juga: Airin Rachmi Diany Minta Penyintas Jadi Duta Lawan Covid-19 di Tangsel
Atik adalah seorang ibu rumah tangga. Itulah kesehariannya sebelum terpapar virus corona. Dengan kondisi saat ini, ia juga masih bingung untuk mau isolasi di luar.
"Dengan kondisi saya yang hanya positif sepertinya saya yang harus isolasi di luar. Sementara kabarnya tempat isolasi penuh dan harus menunggu," sebutnya.
"Tapi saya tetap menjaga jarak saya dengan anak dan suami agar mereka tidak tertular. Sementara dari Puskesmas belum ada kabar soal hasil tes swab sampai sekarang," tutupnya. (ridsha vimanda nasution/kontributor tangerang/ys)