JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pandemi virus corona atau Covid-19 melanda seluruh dunia memberi dampak pada surutnya aktivitas perekonomian, termasuk sektor usaha properti.
Namun demikian, pengusaha properti optimis pada 2021 bisnisnya mengalami peningkatan, apalagi pemerintah sudah melaksanakan program vaksinasi.
Bagas Adhadirga, salah satu pengusaha properti mengungkapkan, bisnis properti, perhotelan dan restoran yang terdampak dasyat seiring berjalannya waktu pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sebagainya.
"Namun demikian, kami di industri pariwisata, perhotelan dan restoran sekarang ini sudah mulai menyesuaikan," terang Bagas dalam talkshow secara daring dari Graha BNPB Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Baca juga: Satu Juta Kasus Corona di Depan Mata, Pakar Kesehatan Singgung Masalah Perilaku dan Kebijakan
Talkshow bertema "Meneropong Prospek Bisnis Properti di Masa Pandemi 2021” juga menghadirkan pengusaha properti lainnya, seperti Marcellus Chandra, Clement Francis dan host Egiet Hapsari.
Apalagi dalam perjalanannya, menurut Bagas, bisnisnya terbantu adanya penerapan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah berbasis cleanliness, health, safety, and environment (CHSE).
"Rata-rata yang namanya hotel dan restoran yang bisa survive adalah yang menerapkan CHSE. Selain itu, kami juga mengembangkan sistem bisnis perhotelan dan restoran ke arah outdoor," ujar Bagas.
Baca juga: Kemenparekraf Terapkan Standard CHSE Melalui Gerakan BISA ,
Dia menilai ada kemungkinan besar restoran maupun hotel yang nuansa outdoor setelah era Covid-19 itu semakin digemari. "Jadi itu mungkin sebuah rujukan untuk teman-teman yang akan berinvestasi di properti maupun perhotelan serta usaha restoran," katanya.
"Kami alhamdulilah di tahun 2020 ini mendapatkan penghargaan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI ), sebagai restoran terbaik di Indonesia yang mengembangkan outdoor, karena memang sebelumnya sudah menerapkan konsep ini," sambung Bagas.
Bagas juga mengakui awal pandemi terdampak pada bisnisnya, boleh dikatakan tidak ada pengunjung yang datang karena khawatir dengan situasi Covid-19.
"Akhirnya tahun 2020 sudah mulai naik lagi, boleh dikatakan sudah hampir normal lagi, tapi kemudian ada penerapan PPKM dan ini berdampak kembali pada usaha kami," tutur Bagas.
Baca juga: PPKM Jawa-Bali Belum Efektif Tekan Kasus Positif Covid-19, Ini Penjelasan Satgas
Dia mengatakan dengan adanya kebijakan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) cukup lumayan dampaknya antara 50-60 persen.
Hal itu juga diakui oleh pengusaha properti di sektor apartemen, Marcellus Chandra, bahwa penerapan PPKM juga memengaruhi usahanya.
Marcellus menjelaskan bahwa awalnya dampak pandemi sangat memengaruhi usahanya. "Kami memiliki proyek apartemen, ada dua tower di Gading Serpong, tower A sudah selesai dan sudah dihuni dan tower B sedikit lagi yang belum dihuni," ujarnya.
"Kami merasakan sangat signifikan karena dari segi penjualan tahun 2020 bulan Maret sangat susah mengajak calon pembeli untuk datang," imbuh Marcellus. (johara/ys)