JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyoroti pada tren penambahan kasus positif Covid-19. Karena tren kenaikan minggu ini, menjadi yang tertinggi yaitu mencapai 27,5%.
Juru Bicara Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menilai tren penambahan tersebut selain masih terjadinya penularan Covid-19, ada penyebab lain yaitu masalah verifikasi data yang terlambat masuk. Sehingga menyebabkan penumpukan data di beberapa daerah.
"Saya minta kedepannya tidak ada lagi toleransi terhadap delay atau keterlambatan data. Karena ini sangat krusial dalam pengambilan keputusan. Dengan data yang tidak realtime, maka kebijakan yang dikeluarkan, tidak tepat waktu, sehingga menjadi tidak efektif," terang Wiku di Gedung BNPB, Selasa (19/1/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Satgas Tegaskan Masyarakat Harus Siap Divaksin untuk Ciptakan Kekebalan Kelompok
Dalam mengatasi hal itu, Kementerian Kesehatan saat ini tengah memilah data pelaporan Covid-19 dari berbagai daerah. Pemilahan dilakukan pada pelaporan data yang masuk pada rentang 11-17 Januari 2021, dengan pelaporan data yang telah terlambat masuk dari minggu-minggu sebelumnya.
Karenanya Satgas Penanganan Covid-19 meminta, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah harus terus memperbaiki integrasi data Covid-19. Sehingga dalam pelaporan data kedepannya dapat mengurangi gap (kekosongan) dan delay (penundaan) antara data pusat dan daerah.
Di samping itu, tren perkembangan kenaikan kasus minggu ini sebesar 27,5% dan menjadi yang tertinggi selama ini. Bahkan peningkatan angka tren kenaikan ini sudah berlangsung selama 12 minggu berturut-turut.
"Bahkan pada minggu ini juga, tercatat penambahan kasus positif harian, menembus angka 14 ribu lebih kasus dalam satu hari. Dan positivity rate bulan Januari rata-rata di angka 25,98%," tegas Wiku.
Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah di Atas 6.000, Satgas Akui Positivity Rate Mengkhawatirkan
Wiku juga menyampaikan penambahan kasus positif Covid-19 per 19 Januari bertambah 10.365 kasus dengan jumlah kasus aktif 146.842 kasus atau persentasenya 15,8% dibandingkan rata-rata dunia 26,38%.
Jumlah kesembuhan sebanyak 753.948 kasus atau 81,3% dibandingkan rata-rata dunia 71,48%. Pada kasus meninggal sebanyak 26.590 kasus atau 2,9% dibandingkan rata-rata dunia 2,13%. (johara/ys)