Sikap Tanggap Darurat

Senin 18 Jan 2021, 07:00 WIB
Kopi Pagi

Kopi Pagi

Oleh Harmoko

MELALUI kolom ini pernah disinggung bagaimana kita menyikapi situasi terkini.

Hendaknya kita memiliki kepedulian bersama dalam mengatasi musibah dan bencana. Memiliki "sense of crisis" untuk ikut berperan serta menyelesaikan beragam problema negeri kita.

Bencana alam seperti erupsi gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, banjir di Kalimantan, longsor di Sumedang, Jawa Barat, gempa bumi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, memerlukan kepedulian kita bersama.

Peduli atas bencana yang terjadi, peduli kepada keselamatan jiwa korban bencana, kebutuhan hidupnya, dan fasilitas keseharian mereka.

Baca juga: Prokes di Tengah Darurat Bencana

Peduli melalui aksi nyata dengan  membantu korban bencana. Sekecil apa pun bentuk bantuan akan sangat berharga bagi mereka yang sedang dilanda duka, minimal membantu doa.

Peduli korban bencana menjadi satu upaya yang perlu digerakkan dengan penuh kreatif, masif dan komprehensif.

Aksi peduli sosial korban bencana tidaklah sulit dibangkitan dan diwujudkan di tengah masyarakat kita.

Karakter bergotong royong dan saling tolong menolong bukan hal yang baru bagi bangsa kita. Saling membantu dan tolong menolong sudah terpatri dalam sanubari sebagai jati diri bangsa sejak dulu kala.Telah pula diamanatkan dalam pedoman dan falsafah hidup kita.

Baca juga: Mengenal GEPPUK, ‘Pasukan Pendongeng di Lokasi Bencana’

Tinggal bagaimana mengemasnya sehingga peduli sosial ini menjadi bagian tak terpisahkan dari gerakan tanggap darurat bencana yang saat ini sangat dibutuhkan.

Mengapa? Jawabnya bencana sudah terjadi. Yang sangat dibutuhkan adalah kegiatan dengan segera untuk menangani dampak buruk bencana, seperti penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, serta pemulihan prasarana dan sarana.

Serangkaian kegiatan tersebut tidak cukup ditangani oleh pemerintah, tapi butuh keterlibatan semua pihak.

Tak cukup juga dengan hanya hadirnya pejabat di tengah korban bencana, meski menjadi suatu kewajiban untuk memastikan hadirnya aparat negara di saat rakyat berduka.

Baca juga: Pemerintah Salurkan Bantuan Bencana Alam, DPR: Pastikan Sesuai Prokes Agar Tak Muncul Klaster Pengungsian

Tidak sebatas memberi bantuan, jauh yang lebih diutamakan adalah gerak langkah yang mampu menularkan rasa empati publik guna menggerakkan peduli sosial. Menumbuhkan kebersamaan mengatasi masalah, lewat aksi peduli sosial tanggap darurat bencana.

Pejabat hendaknya meneladani dengan aksi nyata.

Lantas bagaimana dengan diri kita? Jawabnya tanggap darurat menjadi kebutuhan kita, tidak hanya saat terjadi bencana, juga dalam menghadapi berbagai problema.

Lebih- lebih di era pandemi sekarang ini, tanggap darurat dalam artian kegiatan segera mengatasi dampak buruk, kian diperlukan. (*)

Berita Terkait

Perlu Bijak dan Kompak

Kamis 11 Feb 2021, 07:00 WIB
undefined

Menyelaraskan Keadaan

Senin 15 Feb 2021, 07:00 WIB
undefined
News Update