ADVERTISEMENT

Jejak Komunitas Pelukis Passer Baroe: Awalnya Bikin Kartu Ucapan dan Kaligrafi

Senin, 18 Januari 2021 17:33 WIB

Share
Jejak Komunitas Pelukis Passer Baroe: Awalnya Bikin Kartu Ucapan dan Kaligrafi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KOMUNITAS Pelukis Passer Baroe (Komppas) yang berlokasi di Jalan Kesenian, Sawah Besar, Jakarta Pusat, persisnya di seberang Gedung Kesenian Jakarta, sudah menjajakan lukisan sejak tahun 1999.

Eko Bhandoyo (60), salah satu penggagas komunitas mengungkapkan, sebelum menjajakan lukisan, sekitar tahun 1986 sampai 1998 para seniman merupakan pembuat kartu ucapan dan tulis indah atau kaligrafi yang mangkal di sepanjang Kali Ciliwung dekat Pasar Baru.

“Profesi kami tadinya bukan pelukis, tapi pembuat kartu ucapan. Tapi kartu ucapan terpuruk ketika pager dan handphone bermunculan,” kata Eko saat berbincang dengan Poskota.co.id.

Baca juga: Komunitas Pelukis Passer Baroe, Ikon Lain Kota Jakarta

Kartu ucapan yang dibuat Eko dan para teman komunitasnya dibuat secara manual tidak melalui sistem printing. Saat itu, setiap Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru dirinya bersama rekan lainnya dibanjiri pesanan. Saat itu kartu ucapan yang dibuatnya dibandrol dengan harga Rp2500. “Harganya satu kartu ucapan Rp2500. Tahun 80-an harga segitu besar,” ujarnya.

Setelah tren kartu ucapan mati karena munculnya handphone dan pager, para seniman banting setir beralih ke lukis wajah dan karikatur. Untuk alasan kenapa para pelukis banyak melukis karikatur, Eko menjelaskan bila hal ini terjadi secara spontan.

Sebab menurutnya, pada tahun 1999 salah satu stasiun televisi swasta nasional kerap memberikan karikatur kepada tamu-tamu yang diundang. “Proses pembuatan relatif, tergantung banyaknya wajah, tapi kalau cuman satu biasanya tiga hari,” kata pria kelahiran Surabaya ini.

Baca juga: Tujuh Bulan di Rumah Tak Membuat Pelukis Ini Mandul Berkarya

Saat ini, Eko mengatakan harga lukisan di kios dari dari satu juta hingga puluhan juta. “Kalau di kios saya jutaan lah, tapi di kios lain masih ada yang terima ratusan ribu,” jelasnya.

Meski saat pandemi Covid-19 usaha yang ia geluti ikut terkena dampak, namu dia memastikan dirinya beserta 29 kios lainnya tetap bisa bertahan. (yono/yh/ys)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT