IDI : Meskipun Sudah Divaksin, Harus Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan, 3M

Sabtu 16 Jan 2021, 08:32 WIB
Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD.KHOM, selaku Juru Bicara Vaksin Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (ist)

Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD.KHOM, selaku Juru Bicara Vaksin Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Vaksin Covid-19 adalah suatu zat yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan dalam tubuh kita. Namun zat tersebut tidak langsung membentuk kekebalan. 

Ini disampaikan Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD.KHOM, selaku Juru Bicara Vaksin Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam acara talkshow bertema "Jangan Ragu Vaksin" yang diselenggarakan secara daring dari Graha BNPB Jakarta, Jumat sore (15/1 /2021).

Talkshow tersebut juga menghadirkan pembicara Dr H. M. Asrorun Ni'am Sholeh, MA, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dan host : Egiet Hapsari. 

Baca juga: RSUD Pasar Rebo Sediakan 40 Dosis Vaksin Covid-19 per Hari bagi Tenaga Medis

Prof Iris mengungkapkan perlu waktu dua minggu untuk vaksinasi kedua, dan setelah itu baru terbentuk anti bodi kekebalan. Sebab itu,  mereka setelah divaksin tetap menerapkan protokol kesehatan, 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun) menghindari kerumunan agar terhindar dari penularan Covid-19. 

Prof Iris menegaskan dengan adanya program vaksinasi ini diharapkan ada kekebalan kelompok (herd immunity) minimal dari 70 persen penduduk Indonesia. 

"Sedangkan sisanya 30 persen dari penduduk Indonesia yang tidak disuntik itu bisa terbentuk herd immunity,"  papar Prof Iris. 

Baca juga: Raffi Ahmad Digugat di PN Depok Soal Hadiri Pesta Setelah Divaksin Bareng Jokowi di Istana Merdeka

Ia menambahkan misalnya, dari penduduk Indonesia sebesar 260 juta jiwa, maka dari 70 persen jumlah tersebut ada 160 juta yang mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19 untuk mendapatkan kekebalan tubuh. 

Prof Iris menjelaskan untuk mendapatkan herd immunity dilakukan secara bertahap karena selain jumlah vaksin terbatas, juga negara kita terdiri dari kepulauan sehingga tidak mudah melakukan vaksinasi dalam jumlah banyak orang, mungkin diperlukan waktu dua tahun untuk mencapai target herd immunity. 

"Sebab itu, kita tetap menerapkan protokol kesehatan 3M selama masa pandemi walaupun kita sudah melakukan lompatan vaksinasi. Protokol kesehatan tidak bisa tidak harus diterapkan ," terang Prof Iris. 

Berita Terkait
News Update