JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mengkhawatirkan, penambahan kasus positif Covid-19 terus meningkat drastis, setelah sebelumnya bertambah di atas 9.000 orang, kini di atas ceban atau 10.000 orang.
Per Jumat (8/1/2021) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengumumkan adanya penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 10.617 dengan adanya penambahan sebesar itu, kasus Covid-19 sudah menembus angka 808.340 orang.
Penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 10.617 juga merupakan pertama kalinya terjadi, sejak kasus Covid-19 ada di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020.
Selain itu, Satgas Covid-19 juga mengumumkan adanya pasien Covid-19 yang meninggal dunia akibat Covid-19 per Jumat (8/1/2021) sebanyak 233 orang, sehingga secara nasional mereka yang meninggal dunia sudah mencapai 23.753 orang.
Baca juga: Komisi Fatwa MUI Tetapkan Vaksin Covid-19 Produksi Sinovac Halal, Tapi Belum Final
Sedangkan juga adanya kabar gembira tentang pasien sembuh per Jumat (8/1/2021) bertambah sebanyak 7.446 orang, sehingga secara keseluruhan mereka yang sembuh sudah mencapai 666.883 orang.
Sebelumnya, Juru Bicara Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, imbas liburan panjang, Natal dan Tahun baru sehingga mengakibatkan terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19.
Wiku Adisasmito menyayangkan terjadinya angka tertinggi dalam penambahan kasus harian. Penambahan kasus hari ini juga dinilai sebagai dampak dari masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021 dan akibat semakin abainya masyarakat dalam kepatuhan disiplin protokol kesehatan.
Baca juga: Imbas Libur Panjang, Penambahan Kasus Covid-19 Kamis Ini di Atas 9.000 Orang
Seharusnya, perkembangan kasus Covid-19 pascalibur panjang 3 periode sebelumnya, bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat. Malahan pascalibur panjang periode keempat di tahun 2020, penanganan Covid-19 belum bisa diperbaiki, meskipun pemerintah sudah bekerja keras menekan penularan kasus.
"Ini adalah kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan perlu untuk segera dihentikan," tegas Wiku dalam keterangannya di Kantor Presiden, Kamis (7/1/2021) sore yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.
Wiku juga menyoroti data Sistem Monitoring Bersatu Lawan Covid (BLC) Perubahan Perilaku terlihat sejak Minggu ketiga September hingga minggu keempat Desember, grafik persentase kepatuhan menurun. Pada kepatuhan memakai masker, menurun 28%. Persentase kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan menurun 20,6%.
"Temuan minggu ini sangatlah berbahaya. Karena menggambarkan adanya sikap abai di tengah masyarakat atas pentingnya penerapan protokol kesehatan. Sikap abai ini bukan hanya semata-mata kesalahan masyarakat, tetapi juga bagian tidak berhasilnya penegakan dan pengawasan dari masing-masing pemerintah daerah," Wiku menekankan.
Baca juga: Pemkot Tangerang Respon Positif Pelaksanaan PSBB Jawa-Bali
Berdasarkan data grafik perbandingan, tren kepatuhan protokol kesehatan dan penambahan kasus positif mingguan, Wiku menjabarkan bahwa terlihat menurunnya kepatuhan sejalan dengan meningkatnya penambahan kasus positif.
Pada periode Oktober-Desember 2020, kepatuhan memakai masker rata-rata di atas 70%, untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan berada di atas angka 60%. Sedangkan pada Desember 2020, kepatuhan memakai masker berada di angka 55% (turun 28%). Untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan turun ke angka 39% (turun 20%).
Membandingkan dengan grafik tren penambahan kasus positif mingguan, ada kenaikan drastis pada rentang Oktober-Desember 2020 dengan persentase peningkatan di angka 113%, jika dibandingkan pada Minggu pertama September 2020.
"Artinya dengan penurunan kepatuhan protokol kesehatan yang hanya sebesar 20,30 persen, ternyata mengakibatkan penambahan kasus positif lebih dari 100 persen. Ini bukan suatu kebetulan, data telah dengan nyata menunjukkan tren kepatuhan menurun berbanding lurus dengan tren penambahan kasus positif mingguan yang semakin meningkat," katanya. (johara/ys)