BERAWAL dari hobi memotret dan memiliki kendaraan roda dua jenis Vespa membuat enam orang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mendirikan Komunitas Vespagraphy.
Komunitas yang berdiri sejak 20 April 2010 itu awalnya merupakan kelompok mahasiswa peminat fotografi, namun lambat laun anggotanya merupakan masyarakat umum.
Dadang Vira, salah satu pendiri Vespagraphy menuturkan awalnya komunitas ini merupakan komunitas anak muda yang hanya sekadar wadah untuk ajang berkumpul dan touring menggunakan vespa sambil memotret.
Vespagraphy, Kolaborasi Vespa vs Motret. (ist)
Namun lama kelamaan anggota komunitas Vespagraphy itu jenuh dengan rutinitas yang biasa mereka lakukan, dan pada tahun 2015 timbul ide untuk melakukan kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat yang mereka kunjungi.
“Tahun 2015 kita mulai bikin beberapa event yang kita sebut Eksplorasi Vakansi, yaitu kita touring di suatu tempat, namun bermanfaat untuk tempat yang kita tuju dengan membuat kegiatan minimal edukasi ringan buat anak-anak SD," ujar Dadang saat ditemui Poskota.co.id belum lama ini.
"Vakansi itu piknik, kelas ya kelas pengajaran, jadi kalau digabung, sambil piknik sambil mengajar,” sambung Dadang.
Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, Komunitas Vespagraphy Gelar New Normal Kelas Eksplorasi Vakansi
Dadang menuturkan, telah beberapa kali komunitas Vespagraphy melakukan kegiatan sosial yang berguna untuk masyarakat sekitar, salah satunya dengan memberi pengetahuan tentang profesi fotografi dan videography.
Bahkan dirinya mengaku tak jarang harus mengajar di bawah kolong jembatan, dan keluar masuk kampung karena minimnya tempat yang layak bagi anak-anak untuk belajar.
Kedubes Italia
“Beberapa kali di Karimun Jawa kita bikin kelas dengan mengumpulkan anak SD dari kelas 3 sampai kelas 5 untuk memberikan pelajaran non formal. Yang ngisi kebanyakan dari anggota kita, tapi tak jarang ada teman di luar komunikasi ingin sumbangsih tenaga dan keahliannya untuk menghibur masyarakat,” katanya.
Salah satu aktivitas mengajar Vespagraphy. (ist)