SIAPA ya punya ide awal kegiatan bakar-bakaran pada malam pergantian tahun? Ah, nggak usah dipikirinlah. Yang penting kegiatan tersebut positif, penuh dengan keceriaan dan menghibur. Tentu saja, ini kesibukan buat yang nggak keluar. Di rumah saja!
Maka mulailah mengundang sanak saudara, sahabat dan janjian mau bikin acara tahun baru. ”Ayo di rumahku saja. Tapi, jangan lupa pada bawa bahan ya. Aku siapin bakarannya aja, oke?”
Kegiatan semacam ini biasanya, selain dilakukan keluarga bisa juga oleh kelompok di wilayah RT/RW masing-masing. Anak-anak remaja, biasanya paling getol.
Baca juga: Di rumah, Serasa di Puncak
Tinggal pilih mau bakar apa? Ayam, ikan, jagung, sosis, daging sapi, kambing? Wah banyak ya, tinggal pilih, mana yang suka. Dan tentu saja,punya duit yang cukup untuk membeli bahan.
Baiklah kalau begitu. Bakar-bakar boleh saja. Yang penting jangan sampai gosong!
Bakar membakar sekarang ini lagi musim. Membakar emosi, saling adu omongan yang menyakitkan. Hujat menghujat. Pokoknya nggak ada yang benar deh, apa yang dilakukan oleh lawan politiknya. Semua salah, serba salah.
Baca juga: Ingkar Janji, Ah Biasa Itu!
Jadi pimpinan lemah dikatain payah, tapi begitu tegas, juga ada yang nggak suka, karena ketegasannya bisa melibas kelompoknya. Para menteri baru pada bergerak, pun dikritik. Jadi harus bagaimana ya? Diam saja, nggak bergerak, acuh bae beh? Wah, nggak tahu deh.
Jangan bakar rumah orang. Nggak perlulah bakar emosi, jadi tukang kipas, provokator. Nggak ada gunanya. Bikin sengsara doang.
Nggak usah jor-joran bakar petasan, sayang uang. Apalagi bakar ban bekas di tengah jalan. Nggak enak dimakan! (massoes)
