Varian Baru Virus B117 Memiliki Tingkat Penyebaran Lebih Cepat, Capai 70 Persen

Selasa 29 Des 2020, 13:20 WIB
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (ist)

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kengerian Covid-19 yang sudah berjalan kurang lebih 10 bulan belum kunjung selesai, namun kini sudah muncul lagi varian baru virus Corona. Berdasarkan berbagai data ilimiah, SARS-CoV-2 varian B117 yang pertama kali terdeteksi di Inggris, memiliki tingkat penyebaran 70% lebih cepat.

"Tingkat penyebaran virus ini lebih cepat mencapai 70 persen," terang  Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD.KHOM, Ketua Satgas Covid-19 IDI dalam acara talkshow bertema "Membedah Regulasi Larangan Masuk Bagi Warga Asing” yang diselenggarakan dari Graha BNPB Jakarta, Selasa (29/12/2020).

Talkshow ini juga menghadirkan Prof. Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 dan Cecep Herawan, Sekretaris Jendral Kementerian Luar Negeri. Dipandu host: Egiet Hapsari.

Prof Zubairi menegaskan bahwa para ahli amat sangat yakin, virus B117 ini mudah menular tapi tidak lebih mematikan. Ia menceritakan bagaimana Inggris bisa menemukan virus varian baru ini ialah saat ity terjadi penurunan kasus positif baru, kecuali di wilayah Kent dan Medway.

Baca juga: Indonesia Larang Kedatangan WNA 1-14 Januari, Imbas Varian Baru Virus Corona

Namun, lanjut Zubairi, setelah diteliti ditemukan adanya virus varian baru B117. Ia menjelaskan dengan sistem PCR, virus ini masih bisa terdeteksi.

"Jadi tidak perlu khawatir untuk melakukan diagnosis," terang Zubairi. 

Ia mengatakan vaksin tetap efektif dan mempan untuk melawan virus varian baru ini, dan para ahli optimis dengan vaksinasi itu kita akan mendapatkan kekebalan.

Zubairi menegaskan virus varian baru ini sudah ditemukan di luar Inggris, seperti Belanda , Islandia, Australia, Italia dan juga Singapura.

Baca juga: Saudi Perpanjang Penutupan Bandara Internasional, Cegah Penyebaran Varian Baru Covid-19

Sedangkan Prof Wiku menjelaskan bahwa secara alamiah virus ini selalu melakukan mutasi pada saat melakukan penularan. "Jadi kalau kita ingin mencegah supaya virus ini tidak melakukan mutasi maka jangan diberikan kesempatan untuk menular dari manusia ke manusia," kata Wiku.

Berita Terkait

News Update