JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Minimnya pengetahuan kerap menjadi penyebab seseorang cenderung memberikan stigma negatif pada penyintas Covid-19.
Karenanya Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menekankan perlu adanya komunikasi dan informasi yang akurat menekan hal tersebut.
Anggota Subid Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Dr. dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid mengungkapkan stigma sebenarnya terjadi secara murni karena ketidaktahuan seseorang terkait masalah, dalam hal ini adalah tentang Covid-19.
Baca juga: Pemkot Tangsel Imbau Warga Usai Berlibur Natal untuk Segera Memeriksakan Diri
Padahal semestinya, para penyintas COVID-19 tidak perlu dijauhi secara emosional, tetapi sebaliknya perlu mendapatkan dukungan agar mendorong masa pemulihannya.
Namun sayangnya, kondisi sosial tidak selalu seperti yang diharapkan karena masih banyak orang yang tidak mengerti tentang COVID-19 dan cara pencegahannya tetapi kemudian mereka tidak mencari tahu dan malah menjauhi penyintas.
"Karenan bila mengalami hal ini kami menyarankan bagi penyintas Covid-19 untuk membuka komunikasi dengan teman dan keluarga terdekat untuk mencegah dampak negatif stigma dari orang-orang yang awam tentang penyakit tersebut," kata Retno dalam talkshow yang digelar Satgas COVID-19 secara virtual, Jakarta, Senin (28/12/2020).
Baca juga: Anies Rencana 'Tarik Rem Darurat', DPRD DKI Setuju untuk Penanganan Krisis Kesehatan
Kemudian, selain perlunya membuka komunikasi dengan orang-orang terdekat, para penyintas yang terstigma juga dapat meluruskan persepsi kurang tepat tentang Covid-19 kepada masyarakat awam melalui media sosial yang dianggap efektif, seperti Facebook (FB), Twitter atau Instagram dan juga WhatsApp (WA) Group.
Melalui media tersebut, para penyintas bisa berperan meluruskan berita-berita tidak benar tentang Covid-19. (ruh)